Miris! Bocah Malang di Bontang Dipukuli Ayah Tiri dengan Stik Golf

Devi Nila Sari
3 Views
Ilustrasi kekerasan pada anak. (Istimewa)

Seorang bocah di Bontang menjadi korban pelampiasan emosi ayah tiri. Ia dipukul berkali-kali menggunakan stik golf.

Kaltim.Akurasi.id, Bontang – Nasib seorang anak laki-laki 9 tahun di Bontang sungguh malang. Lantaran menjadi pelampiasan emosi sang ayah ini. Hal ini terjadi usai sang ayah tiri bertengkar hebat dengan si istri. Sang ibu yang tidak terima akan perlakukan suaminya itu, lantas melaporkannya ke pihak berwajib.

Kapolres Bontang AKBP Alex Frestian Lumban Tobing melalui Kasat Reskrim AKP Hari Supranoto menerangkan, dalam laporannya kepada pihak berwajib, sang itu mengaku kejadian kekerasan ini dilakukan oleh suaminya usai mereka bertengkar soal perekonomian.

Saat itu, emosi sang suami meledak-ledak, hingga berdampak kepada anaknya itu. Peristiwa ini terjadi, Jumat (30/05/2025).

“Bocah malang itu dipukul berkali-kali menggunakan stik golf pada area kepala, lengan dan pinggang,” ungkapnya.

Ibu kandung yang melihat kejadian tersebut, tidak terima anaknya diperlakukan oleh suami sirinya itu. Ia kemudian memberanikan diri untuk melaporkannya kepada pihak berwajib.

“Atas dasar pengaduan pelapor, polisi melakukan penyelidikan dan mengamankan terduga pelaku, Sabtu 31 Mei 2025, dini hari,” terangnya.

Saat ini terduga telah diamankan di Polres Bontang untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Polisi mengamankan bukti berupa satu buah stik golf hitam, yang diduga digunakan dalam tindak kekerasan kepada anak tersebut.

“Tindakan kekerasan terhadap anak, apalagi dilakuka oleh orang terdekat, merupakan bentuk pelanggaran serius yang tidak bisa ditolerir. Kami akan memproses kasus ini secara tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat, untuk lebih berkepa dingin dalam menyelesaikan persamasalahan keluarga. Terlebih tindakan kekerasan merupakan hal yang tidak dibenarkan, khusus kepada anak.

“Anak adalah pihak paling rentan dan harus dilindungi, bukan menjadi pelampiasan konflik orang dewasa,” Imbaunya. (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *