Agro-Fishery di Delta Mahakam, Jurus Baru Kaltim Perkuat Ekonomi Warga Pesisir

Fajri
By
826 Views
Foto: Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kaltim, Joko Istanto. (Istimewa)

Pemerintah Provinsi Kaltim menetapkan Delta Mahakam sebagai wilayah strategis pengembangan agro-fishery dalam program perhutanan sosial. Upaya ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pesisir dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menetapkan wilayah Delta Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai kawasan strategis untuk pengembangan program agro-fishery dalam skema perhutanan sosial. Kawasan pesisir ini dinilai memiliki potensi besar dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.

Sebagai informasi, agro-fishery merupakan sistem budidaya terpadu yang menggabungkan kegiatan pertanian (agro) dan perikanan (fishery) dalam satu lahan secara berkelanjutan. Sistem ini bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam, khususnya di wilayah pesisir, rawa, atau delta sungai.

Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kaltim, Joko Istanto, menyampaikan bahwa Delta Mahakam memegang peran penting secara ekologis, baik sebagai habitat alami flora dan fauna, maupun sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar.

“Pada 2025 ini, perhutanan sosial menjadi program prioritas Dishut Kaltim yang kami optimalkan,” ujar Joko saat ditemui media di Convention Hall Samarinda, Jalan Wahid Hasyim, belum lama ini.

Saat ini, lanjutnya, Dishut Kaltim tengah fokus pada rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program perhutanan sosial dilakukan secara merata di seluruh kawasan hutan di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Hal ini mencakup lahan seluas 330.000 hektare yang telah diserahkan kepada masyarakat melalui 179 Surat Keputusan (SK) dari Menteri Kehutanan.

“Jadi masyarakat benar-benar bisa mengelola lahan yang telah diberikan pemerintah pusat,” ungkapnya.

Joko juga menjelaskan bahwa bentuk pemberdayaan tersebut mencakup berbagai sektor dan pendekatan terpadu, mulai dari pertanian, peternakan, hingga perikanan. Semua ini diwujudkan dalam model seperti agroforestri, agropastura, dan agro-fishery.

“Ini menjadi upaya kami untuk mengintegrasikan pengelolaan hutan dengan ketahanan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan,” tutupnya.  (Adv/DiskominfoKaltim/YED)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *