
Dewan soroti masih banyaknya kebutuhan dasar masyarakat yang belum bisa dipenuhi oleh pemerintah. Salah satunya, pemenuhan akan air bersih di Samarinda.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sekertaris Komisi III DPRD Samarinda Mohammad Novan Syahronny Pasie menyoroti kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Yang seakan hanya fokus terhadap pembangunan infrastruktur saja.
Sebab, sebenarnya banyak masalah-masalah mendasar, namun berkenaan dengan masyarakat yang dikesampingkan oleh pemerintah. Misalnya, tentang kebutuhan air bersih di Samarinda.
Ia mengungkapkan, beberapa hari terakhir banyak laporan masyarakat terkait kekurangan air bersih. Kondisi inipun terjadi di beberapa daerah. Misalnya, tak teraliri air bersih hingga 4-5 hari. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang memilih membeli air tandon hingga memanfaatkan sumur buatan untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Teranyar, masyarakat Borneo Mukti 2 Jalan Gerilya sampai melakukan unjuk rasa terkait PDAM yang tidak mengalir sekira 20 sampai 25 hari. Hal serupa juga pernah dialami warga Pondok Surya Indah, Sempaja. Warga di sana tidak mendapatkan air bersih hampir 2 bulan.
“Masih ada laporan-laporan masyarakat terkait penyaluran air bersih, tolong segera ditangani. Jangan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur,” pintanya.
Ia menjelaskan, hal-hal yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat harusnya ditangani oleh pemerintah dengan segera. Sebab, berkenaan dengan kesejahteraan masyarakat.
Apalagi jika keluhan seperti ini tidak hanya datang dari segelintir orang, namun banyak pihak yang mengeluhkan. Bahkan, sudah terjadi selama bertahun-tahun. Ia menegaskan, maka sudah kewajiban pemerintah untuk menuntaskan masalah tersebut.
“Maka dari itu, kami mendesak pemerintah, khususnya Wali Kota Samarinda, agar mengatur jajarannya untuk dapat memantau langsung. Memastikan kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi,” ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa titik yang belum tersentuh dengan penyaluran air bersih. Salah satunya, permasalahan air yang ada di Jalan Gerilya. Ternyata, masalah tersebut belum tuntas mulai dari tahun 1996 sampai hari ini.
“Kurang lebih 50 rumah di sana, dari tahun 1996 belum menerima air bersih. Nah, kendala itu dimana?,” tegasnya disambung pertanyaan.
Ia berharap, pemerintah kota tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur besar. Namun, juga memperhatikan kebutuhan masyarakat yang masih banyak kekurangan.
“Saya melihat, kita terlalu fokus dengan pembangunan infrastruktur yang besar. Tapi, kebutuhan masyarakat masih banyak kekurangan,” tutupnya. (Adv/dprdsamarinda)
Penulis: Dhion
Editor: Devi Nila Sari