
Persoalan sampah tidak hanya menjadi masalah pemerintah atau masyarakat saja. Kedua belah pihak harus menjalin kerjasama guna mengatasi persoalan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Persoalan penanganan sampah menjadi masalah serius di berbagai daerah. Termasuk di Samarinda, sebagai Ibu Kota Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal ini terlihat dari penumpukan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) setiap harinya. Meski sudah diberlakukan jam buang. Namun, hal tersebut tampaknya belum menjadi solusi. Dampaknya, kerapkali sampah menumpuk di sejumlah TPS selama berhari-hari dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Belum lagi kebiasaan masyarakat membuang sampah ke parit atau anak sungai, yang disebut sebagai salah satu penyebab banjir. Menambah daftar panjang sulitnya melakukan pengelolaan sampah di Kota Tepian.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Samarinda Helmi Abdullah mengakui, penanganan sampah di Samarinda hingga kini belum dapat diselesaikan dengan baik.
“Penanganan sampah memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, bukan hanya tanggung jawab DLH (dinas lingkungan hidup),” kata dia.
Menurutnya, beberapa faktor utama yang menyebabkan penumpukan sampah adalah perilaku warga yang membuang sampah di luar jam operasional. Padahal jam operasional diberlakukan agar tidak terjadi penumpukan sampah di TPS.
“Terutama setelah pukul 18.00 wita (sore), serta sampah yang dibuang dari kendaraan yang menyebabkan sampah tercecer di beberapa titik,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat. Dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa sosialisasi yang efektif akan menjadi kunci utama dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Sebagai tindak lanjut dari keluhan terkait penanganan sampah. Kami akan memanggil pihak terkait untuk evaluasi dan mencari solusi atas kendala yang dihadapi,” tutupnya.
(Adv/dprdsamarinda)
Penulis: Dhion
Editor: Devi Nila Sari