Bupati PPU Hadiri Sarasehan Kebangsaan di Jakarta, Soroti Strategi Hadapi Geopolitik Global

Devi Nila Sari
2 Min Read
Bupati PPU Mudyat Noor menghadiri kegiatan Sarasehan Kebangsaan di Jakarta. (Dok Humas Setkab PPU)

Sarasehan Kebangsaan di Jakarta memberikan wawasan baru bagi kepala daerah, dalam merespons dinamika global yang kian kompleks.

Kaltim.akurasi.id, Jakarta – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menghadiri Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV, MPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Agenda ini mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menghadapi Tantangan Geopolitik Global Menuju Indonesia Raya”.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan diikuti oleh 847 peserta. Termasuk pimpinan lembaga tinggi negara, menteri, gubernur, serta bupati dan wali kota dari seluruh Indonesia. Mudyat Noor didampingi Kepala Kesbangpol PPU, Agus Dahlan dan Kepala Bagian Pemerintahan Setkab PPU, Muchtar.

Mudyat Noor menyatakan, sarasehan ini memberikan wawasan baru bagi para kepala daerah dalam merespons dinamika global yang kian kompleks.

“Kegiatan ini sangat strategis, karena memberikan pemahaman baru bagi kami. Wawasan ini akan kami bawa dan terapkan dalam kebijakan di Kabupaten PPU,” kata dia.

Menurutnya, perubahan geopolitik global bukan hanya berdampak pada skala nasional, tetapi juga langsung dirasakan di daerah, termasuk PPU. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menyiapkan langkah dan strategi dalam menghadapi dampak tersebut.

“Ya, kami akan segera menyiapkan langkah strategisnya, dalam menghadapi berbagai tantangan PPU ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyampaikan, sarasehan ini bertujuan memperkuat ketahanan bangsa. Dengan meneguhkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi pemersatu di tengah gejolak dunia.

Ketua MPR RI Ahmad Muzani yang membuka acara secara resmi menyatakan, Pancasila harus menjadi pedoman utama dalam menjaga keberagaman dan memanfaatkan peluang global.

“Tanpa Pancasila, Indonesia bukan hanya kehilangan masa lalu, tapi juga kehilangan masa depan. Sarasehan ini menjadi ruang dialog penting lintas sektor guna merumuskan arah bangsa dalam menyongsong Indonesia Raya,” pungkasnya. (Adv/diskominfoppu/nah)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *