
Guna mencegah penyebaran DBD. Ketua DPRD Samarinda Puji Astuti ajak masyarakat terapkan perilaku hidup sehat dan 5M+1.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Samarinda masih terbilang tinggi. Untuk di 2023 saja, angka DBD di Samarinda mencapai 868 kasus.
Meski tren DBD di Samarinda tahun ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun lalu. Namun, Samarinda termasuk tiga besar kabupaten/kota dengan angka DBD tertinggi di Kaltim, setelah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 1.118 kasus dan Balikpapan dengan 1.019 kasus.
Sebagai informasi, kasus DBD di 2022 Samarinda menempati urutan teratas dengan 1.688 kasus. Menyusul Balikpapan dengan 1.127 kasus dan Kukar 843 kasus.
Menyikapi hal ini, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Sri Puji Astuti tak bosan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Tak hanya PHBS, masyarakat juga harus menerapkan 5M+1 di kehidupan sehari-hari untuk menekan BDB,” imbaunya saat diwawancarai Akurasi.id, Senin (19/2/2024).
5M+1 yang dimaksud yakni, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi minimal dua kali dalam satu minggu, mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Serta, mengganti air di vas bunga. Sementara +1 adalah, menghindari gigitan nyamuk untuk mencegah DBD.
“Bicara kesehatan, yang penting sekarang adalah mencegah. Misal, kalau DBD kita cegah dengan melaksanakan 5M+1. Meski ada fogging, tapi itu masih belum terlalu efektif,” ujarnya.
Probebaya Bisa Dimanfaatkan untuk Pencegahan DBD
Sementara berkenaan upaya dari pemerintah untuk menekan penyakit DBD. Menurutnya, sebenarnya hal itu sudah dilakukan. Namun, kebanyakan hanya melalui sosialisasi, dalam upaya penerapan PHBS dan 5M+1.
“Kecil yah (anggaran) untuk kesehatan. Kita lebih berfokus ke edukasi dan sosialisasi ke masyarakat, dan memberikan sangsi (denda) bagi pembuang sampah sembarangan,” jelasnya.
Kendati demikian, ia meminta masyarakat tidak berkecil hati, karena masih ada anggaran lain yang bisa dimanfaatkan. Misal, dana Probebaya (progam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat). Yang merupakan salah satu program pemerintah untuk menyentuh kegiatan masyarakat secara langsung di lingkungan RT.
Menurutnya, Probebaya bisa digunakan untuk pembersihan setiap lingkungan sebanyak 2 kali dalam sebulan dengan sistem gotong royong. Hal ini bisa menjadi salah satu upaya guna pencegahan penularan penyakit. (adv/dprdsamarinda)
Penulis: Murdiono
Editor: Devi Nila Sari