SMA 1 Loajanan bakal membentuk komunitas pencegahan stunting. Komunitas ini sebagai bagian dari komitmen sekolah dalam mengatasi masalah stunting yang terus mengalami peningkatan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – SMA 1 Loajanan akan membentuk komunitas pencegahan stunting di lingkungan sekolah. Keputusan ini merupakan langkah proaktif dari sekolah guna memperkuat dukungan terhadap kesehatan dan pertumbuhan optimal bagi para siswa.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA 1 Loajanan, Didik saat ditemui oleh wartawan media ini usai menghadiri lomba kampanye stunting, yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Selasa (21/11/2023).
Didik menyampaikan, komunitas ini sebagai bagian dari komitmen sekolah dalam mengatasi masalah stunting yang menjadi perhatian serius di kalangan pendidikan.
“Kami memiliki tujuan jangka panjang untuk membentuk sebuah komunitas yang berfokus pada pencegahan stunting. Komunitas ini akan di nahkodai oleh siswa yang mengikuti lomba kampanye stunting,” kata Didik.
Pertama-tama, pihak sekolah akan merekrut siswa sebagai kader penggerak. Kemudian, sekolah akan mengambil sampel dari siswa sekolah dasar (SD) terdekat untuk dilakukan pengukuran, mengevaluasi kemungkinan adanya kelainan fisik pada anak-anak tersebut.
“Nanti kami akan ambil sampel untuk pengukuran terkait apakah anak yang menjadi sampel itu mempunyai potensi kelainan fisik,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, SMA 1 Loajanan akan memulai langkah pertamanya dengan mengidentifikasi potensi risiko stunting di antara siswa. Program ini mencakup berbagai strategi evaluasi, termasuk pengukuran dan penilaian terhadap faktor-faktor yang berpotensi memengaruhi kondisi stunting pada anak-anak.
“Ruang lingkup awal dari upaya ini adalah dimulai di lingkungan sekolah, mengingat kami masih berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim,” jelasnya.
Selain upaya di dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah juga merencanakan kerjasama dengan lembaga kesehatan setempat, termasuk puskesmas, guna mendukung upaya pencegahan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih baik serta penanganan lebih efektif bagi anak-anak yang berisiko mengalami stunting.
“Kami memahami bahwa upaya pencegahan stunting tidak bisa dilakukan secara individual. Oleh karena itu, kami akan berusaha membangun kerjasama yang erat dengan berbagai pihak terkait guna mendukung langkah-langkah preventif ini,” pungkasnya.
Pun ia mengajak para orang tua siswa untuk turut serta aktif dalam program pencegahan stunting ini. Dengan melibatkan orang tua, sekolah berharap dapat menciptakan lingkungan yang menyeluruh untuk mendukung upaya pencegahan stunting. (adv/disdikbudkaltim/zul).
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id