Komunitas anti perundungan dibentuk untuk mencegah aksi bullying di kalangan siswa. Disdikbud Kaltim dukung komunitas tersebut hadir di setiap sekolah.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim dukung adanya komunitas anti perundungan dan bullying di sekolah. Dimana komunitas tersebut untuk mencegah terjadinya aksi perundungan di lingkungan sekolah.
Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan mengatakan komunitas seperti ini memang sudah seharusnya hadir di sekolah untuk menjaga kemerdekaan setiap siswa di lingkungan sekolah.
“Bagus itu, komunitas anti perundungan, kekerasan seksual, hingga pencegahan stunting. Merupakan komunitas yang meningkatkan minat dan bakat bagi para siswa serta pembentukan karakter,” tutur Kurniawan saat ditemui Akurasi.id usai menghadiri rapat di DPRD Kaltim, Kamis (10/8/2023) lalu.
Selain itu, menurut Kurniawan, hadirnya komunitas anti perundungan menjadi keharusan untuk mencegah terjadinya aksi bullying.
“Ini juga menjadi pelindung bagi siswa yang merasa dilecehkan. Baik secara verbal maupun non verbal. Minimal meminimalisir terjadinya bullying di lingkungan sekolah,” tuturnya.
Untuk itu dia berharap, komunitas seperti ini perlu dilestarikan untuk menekan terjadinya aksi perundungan di lingkungan sekolah.
“Teruskan dan lanjutkan, apa yang menjadi sesuai dengan cita-citakan. Sehingga kita bisa meminimalkan apa esensi negatif dari perlakuan perundungan tersebut.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyebut perundungan bukanlah hal sepele, melainkan tindakan berbahaya yang perlu dicegah dengan serius.
Hetifah mengaku prihatin terhadap praktik-praktik perundungan yang tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga non-fisik. Seperti penggunaan kata-kata kasar dan bahkan perundungan dunia maya atau cyberbullying.
Dia menuturkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek (Kemendikbudristek) telah meluncurkan episode ke-25 program pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan.
“Tujuan utamanya adalah meminimalkan aksi bullying di lingkungan sekolah, meskipun mencapai angka nol mungkin sulit,” beber dia.
Menurutnya, pelatihan guru Bimbingan Konseling (BK) sangat diperlukan agar memposisikan diri sebagai pendukung dan teman bagi para siswa. Bukan hanya penegak aturan kedisiplinan.
Tidak hanya guru, peran orang tua juga sangat krusial untuk mencegah bullying dengan menciptakan komunikasi terbuka dan mendekatkan hubungan dengan anak-anak mereka. (adv/disdikbudkaltim/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi