Wagub Kaltim Seno Aji mengungkap sejumlah faktor penyebab degradasi mangrove di Benua Etam, mulai dari alih fungsi lahan, celah perizinan, hingga pembangunan permukiman. Kondisi ini dinilai berdampak serius pada ekologi dan sosial-ekonomi masyarakat pesisir.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, mengungkapkan bahwa degradasi mangrove di Benua Etam tidak lepas dari sejumlah faktor yang saling berkaitan.
Berdasarkan kajian deforestasi sepanjang 2004 hingga 2024, setidaknya ada empat faktor utama penyebab hilangnya hutan mangrove di Kaltim.
“Pertama, status kawasan yang menentukan apakah mangrove berada di area lindung atau tidak. Kedua, alih fungsi lahan untuk kepentingan industri, permukiman, hingga aktivitas ekonomi lain. Ketiga, persoalan perizinan yang kerap memberi celah eksploitasi, dan keempat terkait pembangunan infrastruktur serta aksesibilitas,” jelas Seno saat memberikan keterangan di Pendopo Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda Ulu, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, deforestasi mangrove di Kaltim umumnya terjadi di kawasan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) atau area penggunaan lain, termasuk di hutan produksi dan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Aktivitas tersebut erat kaitannya dengan keberadaan jaringan transportasi, baik sungai maupun darat, yang mempermudah akses ke kawasan mangrove.
Selain itu, pembangunan permukiman di pesisir juga memperparah tekanan terhadap hutan mangrove. Kondisi ini, kata Seno, menimbulkan dampak serius, baik secara ekologi maupun sosial-ekonomi.
“Mangrove yang hilang berarti hilangnya habitat biota laut, berkurangnya perlindungan alami dari abrasi pantai, serta menurunnya potensi penyerapan karbon,” ujarnya.
Karena itu, Seno menekankan pentingnya langkah mitigasi yang dilakukan secara serius dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta. Harapannya, deforestasi dapat ditekan dan potensi mangrove Kaltim bisa dipulihkan. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id