Di balik kemajuan pembangunan dan pusat ibu kota provinsi. Nyatanya, masih ada ribuan warga Samarinda tergolong miskin ekstrem. Dari 44 ribuan warga miskin yang terdata di Kota Tepian, hampir seribuan di antara warga Samarinda tergolong miskin ekstrem.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Angka kemiskinan di Kota Samarinda ternyata masih cukup tinggi. Bahkan banyak diantaranya masih dalam kategori miskin ekstrem. Kondisi ini pun lantas mendapatkan sorotan dari sejumlah anggota DPRD Samarinda.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tahun 2022, mencatatkan bahwa masih ada 44.524 warga miskin di Kota Samarinda. Di mana, sebanyak 9.032 di antara masyarakat miskin itu masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Anggota Komisi I DPRD Samarinda Nursobah ikut membenarkan adanya data tersebut. Ia menyebut, jika memang ada sekitar 9.032 penduduk Kota Tepian, sebutan Samarinda, yang masuk dalam kategori miskin ekstrem.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Kaltim, sambung Nursobah, semestinya persoalan seperti itu tidak ada di Samarinda. Karena jika dituntaskan dengan baik lewat berbagai program pengentasan kemiskinan, maka masalah tersebut tidak perlu ada.
“Jika melihat data yang disuguhkan Pemerintah Samarinda, sebenarnya sudah tidak ada masyarakat yang miskin. Karena semua bisa saling di cover. Misalnya ada satu atau tiga orang miskin dalam satu keluarga, tentu keluarga yang lain bisa membantu,” tuturnya saat ditemui seusai rapat, Senin (6/3/2023).
“Makanya tidak ada istilah orang miskin, karena karakteristik orang Indonesia itu adalah saling membantu,” tambahnya.
Rusdi Sayangkan Ada Masyarakat Miskin Ekstrem di Samarinda
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda Rusdi, tidak menyangka bahwa orang miskin ekstrem di Kota Tepian. Apalagi dengan angka yang cukup tinggi. Ia pun lantas mempertanyakan kevalidan data tersebut, apakah benar berdasarkan data lapangan.
“Apakah data itu memang sebanyak itu? Kita harapkan pemkot dan dinas sosial bersama instansi terkait turun ke lapangan. Lakukan validasi data di lapangan, dan diverifikasi kembali. Mengapa jumlahnya sebanyak itu,” imbaunya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar menyebut, persoalan kemiskinan di daerah tersebut tidak terlepas dari efek pandemi Covid-19. Selain itu pekerjaan yang tidak memadai juga menjadi pemicu angka pengangguran di Samarinda menjadi tinggi.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan naiknya angka miski ekstrem di Kota Samarinda. Yakni karena Covid-19 dan pengangguran,” sebutnya.
Kendati demikian, ia memberikan pembelaan, jika Pemkot Samarinda telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju kemiskinan setiap tahunnya. Walau begitu, program pengentasan kemiskinan dalam berbagai kebijakan tetap mesti digalakkan. (*/adv/dprdsamarinda/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id