Sekolah Adiwiyata menjadi salah satu program DLH PPU untuk dukung pelestarian lingkungan hidup. Salah satu langkah konkrit yang diambil oleh sekolah Adiwiyata yakni pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai.
Kaltim.akurasi.id, Penajam – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU) membina sekitar 50 sekolah yang menjalankan program Adiwiyata. Serta menerapkan praktik ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari.
Diketahui, program Adiwiyata telah menjadi tonggak penting dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia. Dimana program ini fokus pada pembangunan kesadaran lingkungan sejak dini melalui pendidikan formal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU Tita Deritayati menjelaskan program Sekolah Adiwiyata merupakan bagian dari upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Pemerintah Kabupaten PPU. Dengan tujuan mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup.
“Dalam program ini, DLH PPU berperan sebagai pembina, pengarah, dan pendukung bagi sekolah-sekolah yang terlibat,” jelas Tita Deritayati saat ditemui media ini.
Tita Deritayati mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sekitar 50 sekolah di Kabupaten PPU yang telah menjalankan program adiwiyata. Bahkan diantaranya telah mengukir prestasi.
“Kalau sekarang sudah lumayan banyak yang ikut program kami sekitar 50 sekolah. Namun, yang telah meraih prestasi di tingkat nasional ada 3 sekolah,” ungkapnya.
Dari 3 sekolah tersebut, 2 diantaranya telah meraih prestasi tingkat nasional dan satu di antaranya meraih predikat Adiwiyata Mandiri. Yakni SD Negeri 013 Penajam yang berhasil meraih predikat Adiwiyata tingkat nasional dalam kategori mandiri.
“Sedangkan SD Negeri 016 meraih predikat tingkat nasional bersama SMP 5, yang juga meraih penghargaan di Jakarta,” terang Tita -sapaan akrabnya-.
Keberhasilan sekolah-sekolah dalam program Sekolah Adiwiyata tidak hanya bergantung pada upaya individu. Melainkan melibatkan semua pihak terkait. Termasuk siswa, warga sekolah, wali kelas, dan wali murid.
“Bagaimana cara kita mengajak siswa dan warga sekolah peduli dengan lingkungan sekitar menjadi fokus utama dalam pembinaan program Adiwiyata,” ujarnya.
Salah satu langkah konkrit yang diambil oleh sekolah Adiwiyata yakni pengurangan penggunaan produk plastik sekali pakai. Para siswa didorong untuk membawa tumbler atau tempat minum sendiri ke sekolah. Hal itu dilakukan sebagai alternatif pengganti botol plastik.
“Kami edukasi mereka supaya di rumah dapat memilah sampahnya. Daripada dibuang, lebih baik mereka bawa ke sekolah untuk didaur ulang,” tuturnya. (adv/diskominfoppu/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi