
DPRD Samarinda menjadwalkan peninjauan lapangan terhadap salah satu ruas jalan amblas akibat pengerukan SKM. Peninjauan jalan amblas ini juga akan melibatkan tim teknis ahli untuk melihat kondisi real jalan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda yang terus melakukan normaliasi Sungai Karang Mumus (SKM), rupanya memunculkan dampak yang cukup serius di badan Jalan Dr Soetomo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu pada tiga pekan silam.
Normaliasi itu menyebabkan aspal jalan utama menuju pusat kota amblas karena longsor. Oleh sebab itu Pemkot Samarinda akhirnya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp1,5 miliar untuk melakukan penurapan beton.
Mengetahui hal tersebut, para legislatif Kota Tepian pun berencana akan melakukan tinjauan lapangan. Khususnya terkait besarnya nominal yang pemerintah anggarkan terkait perbaikan badan jalan yang hanya sebesar 30 meter tersebut.
“Ini kan isidentil dan itu anggarannya (Rp 1,5 miliar) menggunakan dana cadangan (belanja tidak terduga) dan itu tidak masuk dalam perencanaan proyek yang di tentukan. Makanya kegiatan seperti itu kita harus tahu juga perencanaanya bagaimana? Pondasinya? Tiang pancangannya? Sampai kedalam tanahnya? Kalau kita tahu baru bisa kita komentari persis kegiatanya,” jelas Samri Shaputra Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda saat dijumpai Senin (19/9/2022).
Meski belum mengetahui persis blue print proyek turap beton Jalan Dr Soetomo itu, namun dalam waktu dekat Samri menegaskan, bahwa Komisi III DPRD Samarinda akan segera melakukan tinjauan lapangan.
Pengecekan Jalan Amblas Libatkan Tenaga Ahli
Dalam tinjauan lapangan itu nantinya, Samri juga akan membawa tim teknis ahli yang bersifat independen sebagai tolak ukur dari pengerjaan proyek dengan anggaran senilai Rp 1,5 miliar itu.
“Jadi kita bisa dapatkan informasi apakah anggaran yang digunakan itu sesuai dengan pelaksanaanya atau tidak. Sepanjang itu untuk kepentingan masyarakat kita akan dukung, dengan catatan asal tidak mengada-ada,” tegasnya.
Kendati demikian, Samri tak ingin berburuk sangka terlebih dulu. Meski diakuinya, kalau anggaran senilai Rp1,5 miliar itu cukup besar jika melihat proyek perbaikan jalan hanya sepanjang 30 meter. Namun hal tersebut bisa saja terjadi jika ada problem teknis pada bagian pondasi pengerjaan.
“Karena begini, terkadang kita melihat hanya sebagian kecilnya (bagian permukaan proyek). Tapikan kita tidak tahu kalau ada pengerjaan yang dilakukan di dalam bumi (dalam tanah), seperti pemasangan tiang pancang dan pondasinya (yang bisa saja menyerap anggaran besar),” jelasnya.
Terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Samarinda, Budy Santoso menjelaskan, pihaknya saat ini dalam tahap pengerjaan memasang bore pile atau pondasi beton turap. Total panjang bore pile yang dipasang memiliki panjang 30 meter sebagai dinding penahan tanah pada bagian bibir Jalan Dr Soetomo.
“Pengerjaan sudah sejak 3 pekan lalu. Target penyelesaian Desember 2022. Untuk dilintasi pengendara masih aman sejauh ini,” ucap Budy.
Berdasarkan kajian PUPR Samarinda, jelas Budy, harusnya penurapan beton area ini sepanjang 300 meter. Meski begitu, pihaknya saat ini baru berfokus di titik trotoar yang terdampak longsor parah beberapa waktu lalu.
Sementara itu, penyebab ambrolnya badan Jalan Dr Soetomo itu, Budy menjelaskan karena kepadatan tanah yang tergerus arus sungai kala posisi air sedang surut.
“Penyebabnya itu karena air masuk ke dalam jadi ada sliding (pegerseran tanah). Kalau tidak cepat mendapatkan penanganan kemungkinan longsor dapat merembat lebih besar,” pungkasnya. (adv/dprdsamarinda)
Penulis : Upik
Editor: Muhammad Raka