Dispora Kaltim promosikan olahraga squash di kalangan pelajar. Agar cabang olahraga ini punya ekosistem yang kuat di masa depan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Jika selama ini pelajar akrab dengan sepak bola, basket, atau voli, kini Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur tengah berupaya untuk mempromosikan cabang olahraga squash. Cabang ini mulai diperkenalkan sebagai alternatif olahraga unggulan bagi generasi muda.
Langkah ini menguat setelah suksesnya Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Junior Squash yang digelar di Samarinda, pada 12–15 Juni 2025.
Menurut Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, promosi squash harus dimulai sejak dini, agar cabang ini memiliki ekosistem yang kuat di masa depan.
“Banyak pelajar kita punya minat besar terhadap olahraga, tapi mereka belum tahu bahwa squash bisa jadi pilihan. Makanya, kami dorong pengurus cabor untuk aktif mengenalkan squash langsung ke sekolah-sekolah,” tuturnya.
Ia menyebutkan, rendahnya informasi menjadi tantangan utama dalam mempopulerkan squash. Padahal, cabang ini sudah masuk dalam daftar pertandingan resmi di Pekan Olahraga Nasional (PON). Artinya, peluang prestasi terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin menekuninya.
Berbeda dengan cabang populer yang sudah akrab di masyarakat, squash butuh strategi pengenalan yang lebih agresif. Dispora pun menyiapkan pendekatan berbasis praktik langsung seperti demo pertandingan, ekshibisi, hingga pelatihan mini yang bisa digelar langsung di lingkungan sekolah.
Dispora Kaltim Dorong Kabupaten dan Kota Miliki Fasilitas Squash
Namun promosi saja tidak cukup. Rasman juga menyoroti pentingnya penyebaran fasilitas squash yang merata. Saat ini, lapangan squash baru tersedia di Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara. Kabupaten Paser tengah membangun fasilitas serupa, sedangkan Bontang dan Berau masih berada dalam tahap perencanaan.
“Masalah fasilitas memang masih jadi pekerjaan rumah. Tapi justru karena ini masih baru, pengenalannya harus dipercepat. Supaya nanti saat infrastrukturnya lengkap, minat dan bibit atletnya sudah terbentuk,” jelasnya.
Dispora Kaltim optimis, jika promosi dan pembangunan fasilitas dilakukan secara paralel, squash bisa menjadi cabang olahraga unggulan di Kaltim. Bukan hanya sebagai alternatif, tapi juga sebagai peluang baru bagi atlet muda untuk berprestasi.
Kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan pengurus cabang olahraga pun dinilai sangat penting dalam misi ini. Bagi Rasman, masa depan squash di Kaltim sangat tergantung pada sejauh mana semua pihak mau bergerak bersama.
“Kalau anak-anak sudah kenal dan suka, tinggal kita fasilitasi. Squash bisa jadi jalan baru untuk prestasi olahraga Kaltim,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari