Kaltim fokus mengembangan hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan, pariwisata, kawasan ekonomi khusus (KEK) dan industri. Dalam rangka penguatan pertumbuhan ekonomi Kaltim.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto menegaskan. Bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim, banyak hal yang telah diupayakan pemerintah. Salah satunya yaitu dengan adanya hilirisasi industri.
Hilirisasi industri yang dimaksud tidak lagi mengenai sektor minyak, gas dan batu bara. Namun, hilirisasi sektor pertanian, pariwisata, kawasan ekonomi khusus (KEK) dan industri. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kaltim yang tinggi, berkesinambungan dan iklusif dapat dicapai apabila hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang melimpah terus dilaksanakan.
“Hilirisasi industri penting untuk dilakukan mengingat kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Dengan adanya hilirisasi industri, diharapkan sumber daya alam yang diekspor keluar negeri memiliki nilai jual yang lebih tinggi,” terang Puguh.
Untuk mewujudkan hilirisasi industri di Indonesia, pemerintah mendorong lebih banyak investasi ke dalam negeri untuk memperkuat hilirisasi industri. Hilirisasi menjadi sesuatu yang wajib dilakukan untuk meminimalisir dampak dari penurunan harga komoditas.
“Jika hal tersebut terus berbenah dengan berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Harapannya, proses investasi menjadi semakin mudah, cepat, dan transparan. Selain itu, pemerintah juga membangun infrastruktur untuk menarik lebih banyak investor,”
Hilirisasi Industri Merupakan Strategi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim
Puguh menambahkan, pada Rakornas Investasi 2022 beberapa waktu lalu di Jakarta, Kaltim mengusulkan untuk dukungan infrastruktur 3 kawasan industri dan Pariwisata Berau. Sebab, tidak dipungkiri akses indrastruktur menjadi salah satu kendala perkembangan kawasan industri dan pariwisata di Kaltim saat ini.
Tidak hanya karena luasan Kaltim yang luas dan jarak antar daerah memerlukan akses yang tidak sebentar. Namun, sejumlah infrastruktur pendukung seperti akses jalan masih kurang memadai.
“Pengembangan hilirisasi merupakan salah satu strategi dalam penguatan pertumbuhan perekonomian ke depan yang saat ini masih di dominasi sektor migas dan batu bara. Secara perlahan, kami tengah mempersiapkan sektor lain (selain migas dan batu bara) untuk lebih kuat lagi,” paparnya.
Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal (PPIPM) DPMPTSP Kaltim Riawati menambahkan, untuk perkembangan hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan. DPMPTSP Kaltim telah mulai melakukan pendampingan-pendampingan dalam kajian industri pengolahan hasil pertanian atau hilirisasi produk.
Misalnya, pengolahan hasil pertanian tepung berprotein tinggi dengan bahan dasar pisang. Tak hanya menjadi tepung, pisang juga memiliki potensi untuk diolah menjadi makanan bayi yang bergizi.
“Selama ini pisang hanya dijual dalam bentuk mentah atau keripik. Makanya kita coba untuk hilirisasi produk, untuk mengangkat produk-produk yang memiliki nilai jual. Misalnya, Berau dan Mahakam Ulu yang memiliki potensi kakao dan sebagainya. Tentunya ke depan akan banyak potensi Kaltim yang akan dikembangan menjadi hilirisasi produk,” terangnya. (adv/dpmptspkaltim/drh)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari