Usai berlaga di LSI, atlet klub bola Bontang Rajawali FC terjebak di Jakarta selama 3 hari lantaran tidak memiliki biaya tiket pulang. Upaya meminta bantuan Pemkot Bontang pun tak membuahkan hasil.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Pembina Klub Bola Bontang Rajawali FC Syarifudin menyampaikan keluhannya kepada Ketua Sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam.
Keluhan tersebut terkait tidak adanya bantuan yang diterima tim sepak bola binaannya tersebut saat mengikuti lomba Liga Sentra Indonesia (LSI) pada 26 Juni 2024 lalu.
Padahal, Rajawali FC berlaga di LSI sebagai perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim) dan bertanding dengan klub bola dari seluruh provinsi di Indonesia. Terlebih lagi mereka berhasil meraih juara satu pada liga tersbut.
Sayangnya, usai bertanding mengaharumkan Kaltim, mereka justru harus mengalami nasib pahit. Pasalnya tidak dapat balik ke Bontang akibat tidak ada biaya tiket. Sehingga menyebabkan mereka terlantar selama tiga hari di Jakarta.
“Seharusnya kami mewakili LSI ke tingkat Internasional, tapi karena hutang tiket pesawat sekitar Rp80 juta itu saja belum lunas,” ungkapnya kepada wartawan Akurasi.id, Sabtu (25/8/2024).
Ia pun mengaku sudah beberapa mencoba menghubungi Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk meminta bantuan terkait pendanaan. Akan tetapi hingga kini tidak ada titik terang bantuan bagi mereka. Ia mengaku telah putus asa mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah.
“Apakah haram bagi pemerintah membantu kegiatan seperti ini?” ketusnya.
Sementara itu, Ketua Sementara DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam menjelaskan bahwa terkait pencairan dana ke pemerintah harus melalui tahapan dan prosedur sesuai yang telah ditentukan.
“Jadi memang tidak bisa langsung, harus mengikuti prosedur yang ada,” ujar pria yang karib disapa Andi Faiz ini.
Kendati demikian, Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) tersebut mengatakan, seharusnya pemerintah memiliki alokasi dana darurat untuk hal-hal yang tidak terduga seperti ini.
Contohnya untuk mendukung kegiatan atlet-atlet yang ada di Kota Taman -sebutan Bontang- dan kegiatan lainnya yang tidak terjadwal terkait dengan kepentingan masyarakat.
“Kalau pemerintah punya manajerial yang baik, seharusnya hal semacam ini tidak terjadi,” imbuhnya.
Ia pun menyinggung, kondisi saat ini pengeluaran pemerintah terlalu banyak digunakan untuk kegiatan bimbingan teknis (bimtek). (adv/dprdbontang/nur/uci)
Penulis: Nuraini
Editor: Suci Surya Dewi