Dewan minta pemerintah pusat lebih transparan mengenai investasi di IKN. Guna membangun kepercayaan dan menghindari potensi masalah.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Provinsi Kaltim merupakan salah satu megaproyek dalam pembangunan di Indonesia. Hal inipun membuat hal-hal berkenaan investasi di IKN mendapat sorotang banyak mata.
Sebab, proyek ini digadang-gadang menelan anggaran hingga triliunan dan membutuhkan banyak investor. Sehingga, informasi mengenai perputaran investasi di kawasan IKN menjadi sesutu yang sangat dicari oleh investor lokal, maupun mancanegara.
Berkenaan dengan itu, Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono meminta kepada pemerintah pusat untuk lebih transparan terhadap investasi di wilayah tersebut. Guna memastikan keberlanjutan dan integritas investasi di IKN.
Menurutnya, transparansi dalam investasi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan menghindari potensi permasalahan yang dapat timbul. Dengan tingkat transparansi yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih mudah mengakses informasi tentang proyek-proyek investasi yang dilakukan di KIN.
“Semua aspek keuangan harus bertransparansi, akuntabel, dan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Anggota Fraksi Golkar itu.
Pri yang karib disapa Tio itu menyatakan, bahwa tanpa transparansi, risiko terjadinya penyimpangan dalam penegakan hukum menjadi lebih besar.
“Kita berharap sinergitas antara Pemprov Kaltim dan Otorita IKN melakukan hal tersebut secara maksimal,” ucapnya.
Ia berharap, penegakan hukum yang efektif dan berkeadilan dapat terwujud. Sambil memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi pemerintah dan perizinan yang dikeluarkan.
“Seperti izin usaha yang dikeluarkan pemerintah, sehingga warga mengetahui mekanisme perizinan tersebut,” tutupnya.
Sebagai informasi, pembangunan di IKN memerlukan duit Rp466 triliun. Pemerintah menyebut tidak semua realisasi anggarannya akan menggunakan dana dari APBN. Sejumlah investor pun disebut telah melirik IKN sebagai wadah investasi menggiurkan. (adv/dprdkaltim/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari