KEK MBTK berada di kawasan dengan posisi geostrategis yang terletak pada lintasan ALKI II ini diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp34,4 triliun.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) yang berkawasan di Kutai Timur (Kutim) kaya akan sumber daya alam (SDA) terutama kelapa sawit, kayu, dan energi.
Kawasan ini didukung dengan posisi geostrategis. Dilansir kek.go.id, dimana terletak pada lintasan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II). ALKI II merupakan lintasan laut perdagangan internasional yang menghubungkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Serta merupakan jalur regional lintas trans Kalimantan dan transportasi penyeberangan ferry Tarakan-Tolitoli dan Balikpapan-Mamuju.
Berdasarkan keunggulan geostrategis wilayah Kutim, kawasan ekonomi khusus ini akan menjadi pusat pengolahan kelapa sawit dan produk turunannya. Serta pusat bagi industri energi seperti industri mineral, gas dan batu bara.
Kawasan ini diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp34,4 triliun dan diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 55.700 tenaga kerja hingga tahun 2025.
Namun, Kabid Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Penanaman Modal DPMPTSP Kaltim Riawati menyebut ada sejumlah tantangan pada investasi di KEK MBTK. Menurutnya, para pengusaha dan investor memiliki banyak pertimbangan sebelum menanamkan modal di wilayah ini. Tak hanya sebatas infrastruktur yang memadai.
“Ketika seseorang berpikir untuk investasi di KEK MBTK, mereka tidak hanya melihat infrastruktur. Aspek tempat tinggal juga menjadi pertimbangan utama. Semua elemen tersebut harus tersedia,” ungkap Riawati saat ditemui Akurasi.id di Kantor DPMPTSP Kaltim, Selasa (13/11/2023).
Riawati mengatakan pihaknya tetap bersemangat meski menempuh perjalanan jauh. Walau pihaknya menyadari bahwa akses ke KEK MBTK memakan waktu tempuh sekira 3 jam dari Sangatta.
Dia mengakui bahwa faktor jarak bukanlah penghalang mutlak dan terus berupaya. Semua dilakukan untuk memanfaatkan pelabuhan di KEK MBTK, terutama karena lokasinya yang sangat strategis di ALKI II.
“Kami berusaha memanfaatkan potensi ALKI II. Ada beberapa industri yang tertarik untuk lebih mendekatkan diri dengan kawasan ini,” tegasnya.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, pihaknya pun akan membuat Investment Project Ready to Offer (IPRO) di KEK MBTK pada 2024 mendatang. “Nanti kita akan kaji pembenahan infrastruktur pendukung,” tutupnya. (adv/dpmptspkaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id