Puji Setyowati Tegaskan Pendidikan Anak Menjadi Tanggung Jawab Bersama

Suci Surya
26 Views
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Puji Setyowati mengatakan sebanyak 80 persen pendidikan anak berasal dari lingkungan rumah. Orang tua memiliki peran yang tak kalah penting dalam membentuk karakter dan kemampuan anak.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati meminta orang tua berperan penting dalam mendidik anak. Dia menekankan bahwa pendidikan bukanlah tanggung jawab yang hanya terletak pada pundak guru dan sekolah saja.

“Orang tua tidak boleh sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada guru,” imbuhnya saat diwawancarai Akurasi.id, belum lama ini.

Puji Setyowati mengatakan orang tua memiliki peran yang tidak kalah penting dalam membentuk karakter dan kemampuan anak-anak mereka. Pendidikan bukanlah sekadar mengajar di kelas, tetapi juga tentang nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkan di rumah.

“Pendidikan bukan sekedar di sekolah saja. Tapi lingkungan serta peran keluarga juga tidak kalah pentingnya dalam membentuk karakter anak,” katanya.

Untuk membentuk karakter anak, diperlukan kerja sama antara guru dan orang tua untuk memantau perkembangan mereka. Salah satunya, memberikan ruang untuk anak agar berkembang serta intens menjalin komunikasi. Sehingga pendidikan bisa menjadi pengalaman yang lebih positif dan efektif.

“Kemudian orang tua harus aktif memantau perkembangan anak-anak mereka dan berperan dalam mendidik mereka,” tuturnya.

Kata dia, sebanyak 80 persen pendidikan anak berasal dari lingkungan rumah. Ibu dianggap sebagai madrasah utama bagi anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus menjadi sahabat dan teman bagi anak-anak mereka.

“Orang tua harus aktif dalam berbicara dan mendengarkan anak-anak mereka. Ini membantu memahami perasaan dan harapan mereka,” jelasnya.

Beberapa kasus akibat dari kurangnya perhatian pendidikan dari orang tua ini berdampak langsung pada mental, psikis, hingga pada fisik anak tersebut.

“Misalnya, ada kasus anak SMP yang mencoba melakukan parkir mobil dan malah nabrak tembok atau kasus lainnya di mana anak-anak berkelahi hingga menyebabkan teman mereka terluka,” pungkasnya. (adv/dprdkaltim/zul/uci)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *