Disbun Kaltim telah merealisasikan program sarpras petani sawit di Paser senilai Rp9,44 miliar. Program ini dinilai efektif dalam membantu petani sawit.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Program sarana dan prasarana (sarpras) perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur terbukti memberi manfaat nyata bagi petani. Meski proses realisasi membutuhkan waktu lama, sejumlah kelompok tani di Kabupaten Paser sudah menerima bantuan senilai miliaran rupiah.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Kalimantan Timur (Kaltim) Taufiq Kurrahman mengatakan pada 2021, tiga lembaga dari Kabupaten Paser mengajukan usulan.
Kemudian pada 2023, mereka memperoleh total bantuan Rp9,44 miliar untuk intensifikasi 100 hektare kebun dan peningkatan jalan produksi sepanjang 9 kilometer.
“Meski pengajuan pada 2023, realisasi bantuan terjadi pada 2024,” tuturnya di Samarinda.
Semetara itu, untuk tahun ini Disbun Kaltim menargetkan pemberian lima rekomendasi teknis, terdiri dari empat intensifikasi dan satu pembangunan jalan kebun. Di mana dua rekomendasi sudah diterbitkan.
Taufiq mengatakan, jika program ini terbukti efektif dalam membantu masyarakat, meskipun proses realisasi memerlukan waktu lama.
Namun, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam merealisasikan kebijakan pemerintah pusat ini. Diantaranya, legalitas lahan di luar hak guna usaha (HGU) yang menjadi kewenangan Badan Pertanahan Nasional (BPN), pembaruan basis data kelompok tani, serta biaya penyusunan survei investasi dan desain (SID) yang mahal.
Di samping itu, ia membeberkan, bahwa Kalimantan Timur memiliki luas tanam perkebunan 1,6 juta hektare, dengan 90 persen atau 1,4 juta hektare berupa kelapa sawit.
Kutai Timur pun tercacat memiliki area terluas, dengan total 615 ribu hektare, terdiri dari 393 ribu hektare kebun inti perusahaan besar dan 89 ribu hektare kebun rakyat.
“Selain itu, terdapat 112 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas operasional 5.482 ton TBS (tandan buah segar) per jam, menghasilkan 19 juta ton TBS pada 2024 dengan produksi CPO 4,9 juta ton, di mana 20 persen berasal dari kebun rakyat,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari