
Dewan dukung revitalisasi Stadion Utama Palaran dengan konsep sport tourism. Dengan harapan, dapat kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dalam rangka menyambut perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), pemerintah daerah sudah mulai mempersiapkan diri. Hal ini tidak hanya dilakukan dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) atau akses jalan.
Namun, termasuk mempersiapkan infrastruktur penunjang untuk kawasan wisata. Salah satunya, dengan revitalisasi kompleks Stadion Utama Palaran. Revitalisasi ini akan dilakukan dengan mengedepankan konsep sport tourism yang mengabungkan edukasi, olahraga dan juga wisata.
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Samri Shaputra menyampaikan dukungannya untuk melakukan perbaikan pada kawasan tersebut. Menurutnya, hal ini lebih baik daripada Stadion Utama Palaran tidak digunakan dan dibiarkan begitu saja.
“Kita dukung, kita support. Daripada selama ini kita biayain besar, kemudian tidak ada apa-apa,” kata dia.
Ia menyampaikan, selama ini komplek Stadion Utama Palaran dibiarkan terbengkalai, sehingga memiliki kesan angker. Oleh karena itu, rencana revitalisasi kawasan tersebut menjadi sport tourism dipastikan mendapat dukungan DPRD.
“Penduduk Samarinda sudah banyak. Perlu spot alternatif lain, tempat-tempat terbuka, untuk beraktifitas dan olahraga. Kalau menjadikan wisata, ya lebih bagus daripada dibiarkan begitu,” ungkapnya.
Sebagai informasi, komplek Stadion Utama Palaran menjadi salah satu bangunan megah di Provinsi Kaltim. Komplek ini diresmikan pada 2008 silam, saat perhelatan PON XVII di Samarinda.
Namun, setelah perhelatan tersebut, Stadion Utama Palaran dibiarkan terbengkalai. Tanpa, biaya perawatan memadai. Rumput-rumput dibiarkan meninggi. Kursi penonton banyak yang rusak. Bahkan, tidak sedikit ruangan di kawasan tersebut tidak dapat lagi digunakan.
Samri mengatakan, sebenarnya pemerintah mengalami kerugian karena pembangunan komplek tersebut memakan biaya yang besar. Namun, usai even akbar tersebut, tidak digunakan maksimal.
“Sebenarnya kita rugi, dibangun dengan anggaran yang enggak sedikit. Tapi, kemudian setelah digunakan dibiarkan begitu saja. Lebih bagus kalau dimanfaatkan,” tutupnya. (Adv/dprdsamarinda)
Penulis: Dhion
Editor: Devi Nila Sari