SMA 2 Balikpapan aktif melakukan kampanye kesehatan dan pencegahan stunting dengan melibatkan siswa melalui KPPS. KPPS SMA 2 Balikpapan juga melakukan kerjasama dengan SSK dan KPPS sekolah lain agar bersama-sama mengkampanyekan hal yang sama.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pentingnya gizi yang seimbang dan berkualitas dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak (mulai dari kehamilan hingga dua tahun pertama) menjadi kunci utama dalam pencegahan stunting. Faktor lain seperti sanitasi yang buruk, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan pola makan yang tidak sehat juga berkontribusi pada masalah ini.
Organisasi kesehatan dan lembaga pemerintah telah melakukan upaya besar-besaran untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi yang baik dan layanan kesehatan yang tepat guna. Namun, masih diperlukan kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi masalah ini.
Oleh karena itu, SMA 2 Balikpapan berinisiasi membentuk Program Komunitas Pelajar Peduli Stunting (KPPS). Serta, Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) sebagai lembaga yang berperan dalam pencegahan stunting khususnya Kota Balikpapan.
Kepala SMA 2 Balikpapan Ririen Friedayati mengatakan, KPPS dirancang sebagai wadah bagi pelajar untuk aktif terlibat dalam upaya pencegahan stunting. Melalui kegiatan kampanye edukatif, kegiatan sukarela, serta kerja sama dengan pihak terkait. Dengan tujuan membangun kesadaran dan pengetahuan mengenai masalah kesehatan.
Sementara itu, SSK bertujuan sebagai lembaga yang memperkuat pemahaman terhadap permasalahan kependudukan, khususnya terkait stunting, di lingkungan sekolah.
“SK SSK kita 7 Juli 2021 dan SK KPPS kita 28 Oktober 2022. Kemudian untuk peresmiannya sendiri, louncingnya KPPS 3 November 2022,” terang Ririen Friedayati.
SMA 2 Balikpapan menekankan pentingnya pembentukan pemuda yang holistik dengan fokus pada tiga aspek utama. Kesehatan, keceriaan, dan kecerdasan.
“Jadi kita menguatkan basis pemuda SMA 2 Balikpapan, bagaimana pemuda itu, memiliki tiga aspek. yakni, kesehatan, ceria, dan kecerdasan,” ujarnya.
Aktif Kampanye di Medsos dan Gandeng Sekolah Lain, KPPS SMA 2 Balikpapan Komitmen Cegah Stunting
Sebagai langkah awal yang diambil oleh KPPS adalah mengunggah sebuah video informatif melalui platform media sosial. Antusiasme yang luar biasa dari masyarakat terlihat dari respons positif yang mendukung upaya mereka. Video tersebut menjadi viral dengan cepat, menjangkau banyak kalangan dan memicu kesadaran akan pentingnya mengatasi masalah stunting.
“Kita upload vidio itu lewat medsos, dan alhamdulillahnya rame bangat,” ungkapnya.
Selain itu, kata wanita berhijab itu, pihaknya juga memulai program podcast. Program ini bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada anak-anak dan remaja mengenai bahaya stunting, serta cara-cara untuk mencegahnya.
Tak hanya kampanye di media sosial, SMAN 2 Balikpapan sebagai pelopor KPPS ini juga melakukan kerjasama untuk mempelopori SSK dan KPPS sekolah lain. Diantaranya, SMA 6 BALIKPAPAN, SMA 9 BALIKPAPAN, SMA 7 BALIKPAPAN, SMP 4 BALIKPAPAN, SMP 22 BALIKPAPAN, SMA NUSANTARA BALIKPAPAN, SMA 1 BUSANG, SMA 7 SAMARINDA, SMA 12 SAMARINDA, SMA 5 PPU, SMAN 1 Kuaro, SMAN 15 SAMARINDA, SMAN 16 SAMARINDA, SMAN dan 1 KOTABANGUN.
“Selanjutnya kita undang teman-teman osis dibeberapa sekolah. Ahamdulillah antusiasme sekolah-sekolah yang kita undang luar biasa,” ucapnya.
Ririen Friedayati berharap, langkah-langkah tersebut akan menginspirasi masyarakat luas untuk turut peduli dan terlibat dalam mengatasi stunting. Demi masa depan generasi penerus yang lebih sehat. (adv/disdikbudkaltim/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari