
Hingga saat ini baru 40 persen balita di Samarinda yang terdata di Posyandu. Hal ini pun menjadi kendala dalam upaya pengentasan stunting di Samarinda. Karena data yang lengkap dan akurat menjadi salah satu dasar dalam membuat strategi pembuatan suatu program.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Jelang pergantian tahun 2023, kasus stunting di Samarinda masih menjadi salah satu perhatian serius bagi para anggota dewan.
Sebab dari informasi dihimpun, data stunting di Samarinda hingga saat ini belum merupakan data riil. Hal itu diungkapkan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sri Puji Astuti.
Kata Puji, hingga saat ini baru tercatat 40 persen balita yang sudah terdata di Posyandu di seluruh Samarinda. Itu disebutkannya masih berada di angka 21,6 persen dari total warga Samarinda.
Padahal ia sebutkan semestinya target minimalnya adalah 80 persen balita harus terdata di Posyandu.
“Dari seluruh balita yang ada di kota Samarinda, ternyata baru sekitar 40 persen yang terdata, harusnya mencapai 80 persen kan, nah itu yang menjadi kendala,” ujar Puji.
Politisi Partai Demokrat itu berharap, pemerintah menghidupkan kembali Posyandu menjadi lebih proaktif dengan cara apapun.
Sehingga ini menjadi pekerjaan berat bagi Pemerintah Kota Samarinda dan seluruh elemen untuk membebaskan Kota Tepian dari stunting.
“Jadi memang kerja berat, tapi itu tidak hanya pemerintah, masyarakat juga butuh berperan disitu,” pungkasnya. (adv/dprdsamarinda/upk)
Penulis: Upik
Editor: Muhammad Raka