Banyaknya pelaku ekonomi yang enggan memberi tahu omset untuk pendataan menjadi salah satu tantangan Dispar Kaltim dalam mengembangkan ekraf di Benua Etam.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim) mengungkapkan sejumlah tantangan dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif (ekraf) di Benua Etam -sebutan Kaltim-.
Bahkan kendala ini dihadapi sejak tahap awal, yakni pendataan. Sebab masih banyak pelaku ekonomi yang enggan memberi tahu omset mereka. Padahal data itu diperlukan sebagai penunjang untuk menyusun program ke depan.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim, Awang Khalik, menegaskan jika data ini tidak digunakan untuk menarik pajak dari mereka. Ia pun berkomitmen untuk melindungi data mereka.
“Pendataan ini tidak semata-mata untuk pajak, tetapi untuk memastikan perlindungan dan dukungan yang lebih tepat sasaran,” ujarnya di Samarinda, belum lama ini.
Tantangan tak berhenti sampai di situ. Bahkan masih banyak juga pelaku usaha yang belum melek dengan digital. Padahal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pembeda utama dalam daya saing.
Menurutnya dengan memanfaatkan perkembangan zaman, produk-produk ekonomi kreatif tidak harus dijual secara konvensional. Melainkan bisa dipasarkan melalui kanal digital yang menjangkau pasar lebih luas. Karena itu, pelatihan dan pendampingan digitalisasi terus dilakukan.
Di sisi lain, Pemprov Kaltim juga menaruh perhatian pada kesinambungan program. Karena pada periode 2026–2030 akan menjadi tahap kedua peta jalan ekonomi kreatif Kaltim.
Pihaknya optimis bahwa ekonomi kreatif di Kaltim akan berkembang menjadi arus baru perekonomian daerah. Dengan dukungan penuh dari kebijakan, pelaku usaha, dan generasi muda, ekonomi kreatif diyakini bisa menciptakan pasar baru, peluang baru, dan arah baru pembangunan daerah.
“Generasi muda Kaltim diharapkan tumbuh sebagai generasi emas yang mandiri, kreatif, produktif, serta menjadi bonus pembangunan, bukan beban,” pungkasnya. (adv/diskominfokaltim/yed/uci)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Suci Surya Dewi