Kadinkes Kaltim Jaya Mualimin mengingatkan masyarakat untuk tidak mendiagnosa gangguan kesehatan mental secara mandiri hanya karena mengikuti tren di media sosial.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Isu kesehatan mental kini semakin terbuka dan banyak dibicarakan, terutama di kalangan Generasi Z. Namun, tren ini juga memicu kekhawatiran karena tak sedikit orang yang justru mendiagnosis dirinya sendiri hanya berdasarkan informasi dari media sosial atau pengalaman orang lain.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan diagnosis mandiri terhadap kondisi kejiwaannya.
“Apabila seseorang mengalami keluhan seperti cemas berlebihan, sulit tidur, atau merasa tidak nyaman dalam waktu lama, sebaiknya segera konsultasi ke psikolog atau dokter,” ujarnya saat ditemui di Kantor Dinkes Kaltim, Jalan Abdoel Wahab Syahranie, Samarinda Ulu, belum lama ini.
Menurutnya, semua orang bisa mengalami stres atau rasa cemas dalam situasi tertentu, seperti saat kehilangan orang terdekat. Namun, jika perasaan itu berlangsung lebih dari tiga hari tanpa perbaikan, hal tersebut bisa menjadi tanda gangguan depresi. Jika sudah mengganggu aktivitas, sebaiknya segera mencari pertolongan profesional.
Di sisi lain, Jaya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat, meskipun hanya untuk keluhan ringan. Ia menyarankan agar warga memanfaatkan layanan Puskesmas, apalagi bagi yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
“Daripada membeli obat sendiri yang belum tentu tepat, lebih baik datang ke Puskesmas. Dengan BPJS, masyarakat bisa mendapat obat seperti paracetamol tanpa biaya tambahan,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan bijak, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id