
Penanganan banjir Samarinda makan anggaran Rp109 miliar. Penanganan banjir memang program jangka panjang Pemkot. Terlebih setiap tahunnya ditemukan sejumlah titik banjir baru.
Akurasi.id, Samarinda – Permasalahan banjir selalu menjadi momok bagi warga Kota Tepian. Terlebih ketika intensitas hujan meninggi. Seperti yang terjadi pada Senin, (29/8/2021) kemarin. Diguyur hujan sekitar 2 jam, terdapat 55 titik banjir yang tersebar di seluruh penjuru kota dan ruas jalan Samarinda.
Untuk itu, program penanganan banjir Samarinda selalu menjadi prioritas Pemkot setiap tahunnya. Sebagai informasi, anggaran banjir Pemkot Samarinda saat ini adalah Rp109 miliar dengan rincian Rp104 miliar untuk pembangunan dan peningkatan drainase dan Rp4 Miliar dipergunakan sebagai operasional saluran air.
Untuk penanganan banjir yang terjadi kemarin, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda Sugeng Chairuddin mengatakan, pihaknya akan melakukan intervensi terhadap penanganan banjir di beberapa titik terparah seperti di Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Loa Janan Ilir.
Untuk Kecamatan Sungai Kunjang, pihaknya telah mencermati memang aliran air menuju Sungai Mahakam terlihat lebih kecil sehingga fungsinya tidak maksimal. Menyebabkan air tertahan dan berdampak pada banjir yang merendam perumahan Loa Bakung hingga setinggi pinggang orang dewasa.
“Makanya tadi saya perintahkan langsung ke Kepala Dinas PUPR buatkan perencanaan, mungkin pak wali setuju, kita perlebar muaranya. Jadi, kita bebaskan lahannya,” terangnya.
Kemudian, untuk Kecamatan Loa Janan Ilir dikatakannya akan dibuat sodetan sungai atau terowongan yang berfungsi sebagai antisipasi apabila debit air hujan tinggi. Pembuatan sodetan itu pun sudah masuk dalam anggaran APBD Murni dan APBD P.
[irp]
“Jumlahnya belum. Kita respons cepatnya undang mereka. Sementara jangka pendek,” ujarnya.
Penanganan banjir memang program jangka panjang Pemkot. Terlebih setiap tahunnya ditemukan sejumlah titik banjir baru. Sebelumnya, penanganan banjir memang jadi poin utama Program 100 Hari Kerja Andi Harun dan Rusmadi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda terpilih untuk periode 2021 – 2024. Salah satu program utama, normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) yang terus ditingkatkan sepeninggalan kepimpinan Syaharie Jaang.
Normalisasi ini sendiri terbagi menjadi 3 segmen, yakni segmen Segiri I, segmen Segiri II dan segmen sungai mati. Setelah segmen Segiri selesai, maka proyek normalisasi selanjutnya bakal bergeser ke pembebasan lahan segmen Segiri II, Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang serta segmen sungai mati di sepanjang Jalan DI Panjaitan dan PM Noor. Kajian teknisnya sendiri bakal dikerjakan dua instansi berbeda.
Untuk segmen Segiri II ditangani oleh Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), sedangkan segmen sungai mati diurus oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda.
[irp]
Sementara itu, mengenai proyek banjir pemkot terkait pembebasan lahan di sekitar SKM masih terus berjalan. Terutama segmen Gang Nibung sampai Jalan S Parman Sungai Mati. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi