Provinsi Kaltim kembali mendapat lirikan pengembangan investasi. Rencananya, akan dibangun pabrik mobil listrik yang merupakan investasi dari negeri tetangga.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim tengah memulai rencana kerja sama dengan Provinsi Anhui, Republik Rakyat Tiongkok. Tak tanggung-tanggung, investasi dan kerja sama ini menyentuh lima sektor sekaligus, yakni industri, perdagangan, pertanian, pendidikan dan pariwisata.
Kepala Bidang (Kabid) Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Kaltim Arie Nur Nakahasima Oetomo mengatakan, kerja sama ini merupakan inisiatif langsung dari provinsi tersebut.
“Awalnya mereka kerja sama dengan Kalimantan Selatan, tapi bergeser ke sini. Mungkin karena ada IKN. Sehingga, bisa jadi pusat perekonomian negara,” terangnya saat ditemui di Kantor DPMPTSP Kaltim, Kamis (1/2/2024).
Untuk sektor industri rencananya akan dibuat pabrik mobil listrik, truk listrik, serta alat berat listrik. Untuk pabrik perakitan mobil nantinya akan dibangun di Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim. Sementara mesinnya akan didatangkan dari Pulau Jawa.
Tindaklanjuti Kerja Sama, Pertengahan 2024 Akan Dilangsungkan Penandatanganan MoU
Selain itu, ada juga rencana untuk membangun pabrik crude palm oil (CPO) di KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, serta pabrik baterai litium.
“Tapi untuk mobil listrik dan pabrik litium belum diketahui pasti posisinya dimana,” tutur pria yang karib disapa Arie ini.
Kemudian, sektor lain yang dilirik adalah perdagangan misalnya kayu, batu bara, serta industri kimia batu bara. Ada juga pertanian yang menyangkut soal persawahan. Selanjutnya, dalam sektor pendidikan akan mengarah ke pelatihan, beasiswa, dan pertukaran pelajar. Terakhir, untuk pariwisata digadangkan akan menyentuh ke pemasaran objek wisata serta investasi perhotelan.
Karena melibatkan berbagai sektor, DPMPTSP berencana menggandeng organisasi perangkat daerah (OPD) teknis lain, misalnya dinas pertanian, dinas kelautan dan perikanan, dinas pariwisata, dinas pendidikan dan kebudayaan, serta dinas energi dan sumber daya mineral (ESDM). Tak hanya itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kaltim juga akan didorong berperan aktif.
Sementara itu, untuk saat ini kerja sama sudah sampai tahap proses persetujuan, mengumpulkan data dari berbagai OPD, serta menyeleksi kembali sektor yang bisa dikerjasamakan.
Bahkan direncanakan pada bulan Mei 2024, akan ada kunjungan langsung ke Tiongkok untuk menindaklanjuti kerja sama ini. Sengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA).
“Kami juga akan memastikan bahwa investasi ini positif dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat Kaltim,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari