Warga Kaltim kecewa karena upacara HUT RI di IKN dibatasi. Banyak warga ingin hadir dan melihat secara langsung pembangunan di IKN.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tahun ini akan menjadi salah satu tahun sejarah. Karena untuk pertama kalinya upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-79 secara nasional digelar di Kalimantan Timur.
Sayangnya, upacara yang dihelat di lapangan upacara lstana Negara IKN ini, dibatasi untuk masyarakat umum. Mengingat pembangunan di daerah tersebut masih berjalan hingga kini. Tak pelak, aturan inipun menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat sekitar.
Tidak terkecuali bagi Nurma (26). Ia yang hidup di Penajam Paser Utara (PPU) sejak kecil, merasa antusias karena upacara kali ini juga digelar di wilayah tersebut. Namun, saat mengetahui jika peserta yang bisa mengikuti terbatas ia pun dihantui rasa kecewa.
“Seharusnya enggak perlu dibatasi sih, orang mau ke sana kan belum tentu mau ketemu sama Presiden RI Jokowi,” tuturnya di PPU, belum lama ini.
Nurma mengungkapkan, ingin ke IKN dalam momentum tersebut karena ingin ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-79. Sekaligus melihat pembangunan gedung-gedung yang saat ini dikerjakan. Mengingat, selama ini kabar mengenai pembangunan tersebut hanya diketahui melalui pemberitaan.
Masyarakat Kecewa Duit Habis untuk HUT RI, Bukan Pembangunan di Daerah
Oleh karena itu, menurutnya, masyarakat lokal harusnya menjadi prioritas. Bukannya orang-orang yang berasal dari luar Tanah Benua Etam, sebutan lain Kaltim.
“Ini malah yang jauh-jauh datang, pakai disewain mobil mahal lagi,” sambungnya.
Tidak hanya dirasakan oleh masyarakat PPU. Warga Samarinda, Puteri (26), pun turut kecewa karena masyarakat lokal tak banyak dilibatkan dalam acara tersebut.
“Kalau begitu sama saja seperti lagi bertamu. Tapi yang punya rumah disuruh ngungsi ke rumah orang lain,” imbuh dia.
Kekecewaan itu ditambah lagi setelah mendengar selentingan di media. Dimana 1000 unit mobil disewa untuk kepentingan peringatan HUT ke-79 RI di IKN, Kalimantan Timur pada 17 Agustus mendatang.
“Mending duitnya untuk perbaiki jalan di pelosok Kalimantan. Sampai sekarang masih banyak yang rusak,” tukas Puteri. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari