
Perkembangan pasar modal Kaltim tumbuh positif seiring tumbuhnya kesadaran investasi. Perkembangan pasar modal Kaltim yang baik, juga dipengaruhi stabilitas dalam berinvestasi di pasar modal, terutama bagi yang melek investasi.
Kaltim.Akurasi.id, Samarinda – Untuk meningkatkan pemahaman wartawan terkait pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Kaltim melaksanakan Workshop Wartawan Daerah dengan tema Sinergi Membangun Jurnalis Muda yang Paham Pasar. Kegiatan ini dilaksanakan via zoom meeting, pada Senin (27/8/2021).
Dalam agenda tersebut, trainer BEI Perwakilan Kaltim Aldila Bandaro menyampaikan beberapa hal terkait keadaan pasar modal, terutama saat pandemi. Yang mana, pertumbuhan pasar modal dalam tiga tahun terakhir hingga Agustus 2021 ini terus menunjukkan tren positif dan mengalami peningkatan.
Hal ini terjadi seiring meleknya masyarakat Indonesia akan investasi di pasar modal. Merujuk data IDX KSEI, pada 2019 investor aktif di pasar modal mencapai 2.484. Pada 2020 investor aktif pasar modal mencapai 3.881. Sedangkan pada 2021 mencapai 6.100.
“Dari tahun ke tahun, jumlah investor aktif di pasar modal mengalami peningkatan. Hal ini karena adanya kecenderungan stabilitas dalam berinvestasi di pasar modal, terutama bagi yang melek investasi,” kata dia.
Sementara itu, kepemilikan saham di Indonesia pun mulai menggeliat dan didominasi oleh investor domestik. Yang mana pada 2021, kepemilikan saham oleh investor domestik di Indonesia sebanyak 54 persen, sedangkan trading value mencapai 75 persen.
Sedangkan untuk Kaltim, pertumbuhan investor terjadi penambahan yang cukup signifikan jika dibandingkan tahun lalu, yaitu sebanyak 19.694 atau mengalami kenaikan sebanyak 65 persen. Di mana, pada 2020 total investor Kaltim sebanyak 27.293 dan pada 2021 menjadi 46.987 SID.
[irp]
“Ini merupakan tren yang positif, karena investor domestik mulai berani ambil bagian dalam investasi pasar modal di Indonesia. Yang mana sebelumnya didominasi investor asing,” terangnya.
Dalam hal ini, dikatakannya, OJK dan SRO terus bersinergi untuk mengurangi dampak pandemi sehingga pertumbuhan di pasar modal dapat berjalan dengan sehat. Dari menjaga fundamental bisnis sektor real, menjaga stabilitas pasar keuangan hingga kebijakan lainnya seperti relaksasi dan stimulus.
“Ini membuktikan kalau pasar modal juga sudah mengalami perbaikan seiring adanya relaksasi kebijakan,” ujar Aldila Bandaro. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id