Angka kemiskinan di Samarinda ternyata terbilang tinggi. Sampai 2022 lalu, tercatat ada 9 ribu warga Samarinda masuk miskin ekstrem. Kendati begitu, Pemerinta Samarinda mengklaim, jika angka itu telah mengalami penurunan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Ribuan warga Kota Tepian, sebutan Samarinda, masuk ke dalam kategori miskin ekstrem. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), tercatat bahwa jumlah warga miskin di Samarinda sampai dengan di 2022 lalu, mencapai 9.032 jiwa.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Kota Samarinda Isfihani membenarkan adanya angka tersebut. Bahkan, data dari Kemenko PMK tersebut kini telah berada di tangan mereka.
Di mana, berdasarkan berita acara Kemenko PMK RI Nomor 276/BAST/DEP.1/KEMENKO/PMK/11/22 tentang Data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), mencatatkan jumlah masyarakat miskin ekstrem di Kota Tepian sebanyak 9.032 jiwa yang terdiri atas 1.600 kepala keluarga.
“Tentunya angka tersebut harus dicermati dan ditangani secara serius. Agar terbebas miskin ekstrem atau 0% zero pada Desember 2023,” terangnya saat diwawancarai oleh awak media, Kamis (15/6/2023) lalu.
Bercermin pada data itu, Isfihani mengaku, pihaknya akan menggandeng Diskominfo Samarinda untuk melakukan verifikasi dan validasi data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Tujuannya yakni untuk mentuntaskan kemiskinan di Samarinda.
Untuk memudahkan proses pendataan nantinya, lanjut dia, pihaknya akan menerjunkan sebanyak 148 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) milik Dinsos PM Samarinda. Sehingga nantinya bisa memperoleh data yang akurat dan lengkap.
“Data tersebut berdasarkan geospasial, titik koordinat, foto KTP dan rumah hingga pada informasi tentang miskin ekstrem secara real dan jelas,” ungkapnya ditemui di sela-sela acara penyerahan bantuan sosial bagi masyarakat di Kecamatan Samarinda Utara.
Dinsos Samarinda Klaim Ada Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem
Ia mengklaim, bahwa berdasarkan hasil verifikasi dan validasi data P3KE sementara yang sudah mereka lakukan. Mendapati warga yang masuk kategori miskin ekstrem turun menjadi 6.973 jiwa dengan 1.456 kepala keluarga.
“Kami mempunyai empat program dalam pengentasan kemiskinan di Samarinda. Salah satunya, berupa program pengurangan beban masyarakat. Program sudah kami lakukan sejak 2022. Program ini berupa BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) kepada 43.193 keluarga,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada Mei 2023, PDAM telah memberikan bantuan subsidi gratis 20 kubik air kepada 78 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Pada Juni 2023, pemerintah memberikan bantuan pemasangan instalasi kilometer PDAM kepada 82 KPM dan gratis 20 kubik kepada 82 KPM.
Selain itu, ada program pengurangan beban biaya pendidikan untuk anak usia sekolah miskin ekstrem. Dengan kegiatan perancangan gerakan orang tua asuh wajib belajar 12 tahun bagi anak miskin ekstrem usia sekolah di Samarinda.
Terakhir ada program pengurangan beban biaya kesehatan dengan memberikan seluruh masyarakat miskin ekstrem berupa BPJS Kesehatan gratis. “Harapannya program ini tepat sasaran, tepat guna dan bermanfaat serta tepat waktu dalam menangani miskin ekstrem di Samarinda,” harapnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id