BPS mencatat inflasi Kaltim pada Februari 2023 sebesar 0,11 persen (mtm). Berdasarkan kelompok pengeluarannya, andil inflasi bulan Februari terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Inflasi gabungan 2 (dua) Kota di Kaltim pada Februari 2023 terkendali dan berada di bawah inflasi nasional. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim periode Februari 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm) atau 5,36% (yoy). Lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,16% (mtm) atau 5,47% (yoy).
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, andil inflasi bulan Februari terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan harga. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya dengan capaian inflasi 1,34% (mtm).
Inflasi pada kelompok ini utamanya terjadi pada subkelompok rokok dan tembakau yang pada bulan Februari ini mengalami inflasi sebesar 1,63% (mtm). Lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yang tercatat sebesar 1,34% (mtm).
“Peningkatan harga pada subkelompok ini didorong oleh penyesuaian harga rokok yang masih terus terjadi pasca peningkatan cukai produk tembakau,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali melalui keterangan tertulis.
Inflasi Tertahan oleh Penurunan Harga Kelompok Transportasi
Namun, lanjut dia, inflasi yang lebih tinggi pada kelompok ini tertahan oleh deflasi yang terjadi pada subkelompok makanan sebesar 0,25% (mtm). Setelah mengalami inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,45% (mtm).
Inflasi yang lebih rendah turut disumbang oleh penurunan harga kelompok transportasi. Kelompok transportasi pada Februari 2023 tercatat masih mengalami deflasi sebesar 0,17% (mtm). Namun, tidak sedalam deflasi pada bulan sebelumnya yakni sebesar 0,89% (mtm).
Deflasi tersebut utamanya didorong oleh deflasi pada subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi. Yang tercatat masih mengalami deflasi sebesar 0,03% (mtm). Namun, tidak sedalam deflasi yang terjadi di bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,62% (mtm).
Selain itu, subkelompok jasa angkutan penumpang juga masih mengalami deflasi sebesar 1,92% (mtm). Namun juga tidak sedalam deflasi yang terjadi di bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,92% (mtm). Fenomena tersebut disebabkan oleh normalisasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM terhadap beberapa komoditas pada kelompok transportasi.
TPID se-Kalimantan Timur terus berupaya melakukan optimalisasi program pengendalian inflasi. Untuk terus mengantisipasi kenaikan harga komoditas pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
TPID di wilayah Kaltim secara aktif bersinergi bersama pemangku kepentingan lainnya melakukan berbagai kegiatan pengendalian inflasi daerah. Dalam rangka memastikan keterjangkauan harga, telah dilakukan kegiatan operasi pasar/pasar murah selama Februari 2023 oleh TPID Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Kalimantan Timur.
Selain itu, TPID Provinsi juga telah dilakukan sidak pasar, khususnya untuk komoditas beras, untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Di sisi lain, penguatan komunikasi efektif juga terus digencarkan antara lain melalui rapat koordinasi teknis TPID Provinsi Kalimantan Timur dan high level meeting TPID Kota Samarinda yang dilakukan pada bulan Februari.
“Inflasi yang terkendali diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang sejahtera,” pungkasnya. (*)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari