Otorita IKN Gandeng ADB dan Monash University, Dorong Visi Kota Spons di Nusantara

Devi Nila Sari
6 Views
Profesor Tony Wong, Perwakilan Monash University, yang menjadi pembicara dalam Program SIAP2. (Dok Humas OIKN)

Otorita IKN dorong pembangunan Nusantara yang berlandaskan keberlanjutan dan inovasi. Salah satu upayanya dengan menggandeng ADB dan Monash University.

Kaltim.akurasi.id, Nusantara – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) terus mendorong pembangunan Nusantara sebagai kota masa depan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Salah satu upaya strategis dilakukan melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia, lewat pendekatan ilmiah dan inovatif.

Bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan didukung Pemerintah Australia melalui program SIAP2 (Sustainable Infrastructure Assistance Program Phase 2), Otorita IKN menyelenggarakan kelas pengantar bertajuk Kota Peka Air. Kegiatan ini digelar di Auditorium Kantor Otorita IKN, Selasa (29/4/2025).

Kelas ini menghadirkan Profesor Tony Wong dari Monash University, tokoh global dalam pengembangan desain perkotaan yang peka terhadap air atau Water Sensitive Urban Design. Prof Wong dikenal atas peran pentingnya dalam membentuk paradigma baru perencanaan kota yang berkelanjutan. Ia juga peraih Sir John Holland Award, sebagai Insinyur Sipil Terbaik Australia pada 2010.

Program ini merupakan bagian dari empat tahapan pelatihan yang mencakup kelas pengantar, pendampingan teknis lapangan, pelatihan daring, serta pelatihan hybrid. Tujuannya adalah membangun kompetensi lintas sektor dan pemahaman teknis dalam merancang kota, yang mampu beradaptasi dengan tantangan air dan perubahan iklim.

Pembangunan IKN Harus Berkelanjutan dan Inovasi

Sekretaris Otorita IKN, Bimo Adi Nursanthyasto menyebut, pembangunan Nusantara harus berlandaskan keberlanjutan dan inovasi. “Melalui kerja sama dengan lembaga internasional seperti ADB dan DFAT, kami ingin memastikan bahwa pembangunan IKN memiliki visi jangka panjang demi generasi masa depan,” ujarnya.

Deputi Bidang Perencanaan dan Pertanahan Otorita IKN, Mia Amalia menambahkan, desain kota yang peka air harus menjadi bagian dari perencanaan tata ruang Nusantara.

“Kota berkelanjutan tidak cukup hanya dengan infrastruktur fisik. Kita perlu ruang yang selaras dengan siklus air untuk memperkuat ketahanan iklim,” jelasnya.

Senada, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDA OIKN, Myrna A. Safitri, menekankan pentingnya kolaborasi lintas keilmuan dan nilai ekologis.

“Kota Peka Air bukan hanya pendekatan teknis, tapi menyatukan prinsip ekologi, sosial, dan budaya dalam satu kerangka pembangunan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *