Satlantas Polresta Samarinda menerangkan bahwa cahaya ETLE saat ini masih uji coba. Oleh karena itu, keluhan pengguna jalan akan jadi masukan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sejak diberlakukannya electronic traffic law enforcement (ETLE) di Samarinda, beberapa pengguna jalan mengeluhkan cahaya kamera yang menyilaukan. Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan pengendara, terutama saat malam hari.
Salah satu pengguna jalan, Decky mengaku, merasakan silau saat melintasi ETLE di Jalan Slamet Riyadi. “Tadi malam pas lewat ETLE di simpang muara, matanya silau banget. Kayak ada lampu flash besar gitu,” ujar Decky kepada wartawan media Akurasi.id, Jumat (22/3/2024).
Decky menuturkan, silau dari ETLE lebih terasa saat malam hari. “Kalau siang mungkin tidak terlalu terasa, tapi kalau malam hari itu silaunya sampai mengganggu penglihatan,” terangnya.
Menanggapi keluhan pengguna jalan, Kasatlantas Polresta Samarinda Kompol Creato Sonitehe Gulo mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan uji coba.
“Karena ini berdampak pada capture-annya. Contohnya, untuk melihat pelanggaran safety belt yang ada di dalam mobil,” terangnya.
Uji Coba Akan Selesai dalam Waktu Dekat
Penurunan intensitas cahaya tersebut dilakukan asal gambar yang dihasilkan dari kamera itu masih bisa terlihat jelas. Apabila sudah didapatkan hasil dari uji coba, maka akan langsung disampaikan kepada Korlantas RI.
Pasalnya, kata Gulo, hal itu tidak dapat diubah sesuka hati. Karena alat tersebut memiliki standarisasi yang sudah ditetapkan. Sehingga, jika ada yang diganti maka sama saja dengan mengubah spesifikasi alat tersebut. Dimana hal ini akan berpengaruh pada penegakan hukum yang berlaku.
“Nanti kalau ini dirubah, langkah penegakan hukumnya juga berubah, jadi tidak valid lagi,” imbuhnya.
Uji coba ini akan selesai dalam waktu dekat. Namun, dibutuhkan beberapa waktu untuk pengajuan kepada korlantas.
Terkait silaunya cahaya tersebut, ia mengatakan, hal itu seharusnya tidak mengganggu jika pengendara mengemudi dengan benar. Misalnya tetap menghadap ke depan. Kendati demikian, ia pun tak mengelak jika silaunya terasa saat pengemudi berjarak sekitar 10 meter dari tiang ETLE.
“Kami sudah coba langsung sendiri kalau jarak sekitar 10 meter dari ETLE memang (silau, red). Karena sudut pandang kita agak lebar. Makanya masukan. Itu kita terima dan kita upayakan,” tandasnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari