Dinas Peternakan Kaltim sudah antisipasi penyebaran PMK dengen menyiapkan 10 ribu vaksin.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kalimantan Timur (Kaltim) bersiap menghadapi penyakit mulut dan kuku (PKM) yang biasanya menyerang hewan ternak. Persiapan ini dilakukan dengan menyediakan 10 ribu dosis vaksin.
Langkah antisipasi ini diambil. Pasalnya, berkaca pada kasus PMK tahun sebelumnya, tercatat 132 kasus di provinsi ini.
Kepala DPKH Kaltim, Fahmi Himawan menjelaskan, dari total kasus tersebut, 83 ekor hewan ternak berhasil sembuh, 34 ekor dipotong, dan 15 ekor lainnya mati.
Meski demikian, ia menilai angka tersebut masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain seperti Jawa dan Bali, yang memiliki kasus lebih tinggi.
“PMK tidak hanya menyerang sapi, tetapi juga kambing dan hewan ternak lainnya. Gejala klinisnya meliputi air liur berlebihan, luka di mulut dan kuku, serta penurunan nafsu makan,” jelas Fahmi.
Ia menegaskan, PMK bukan penyakit zoonosis, sehingga tidak menular ke manusia. Daging hewan yang terinfeksi masih aman untuk dikonsumsi setelah melalui proses penyembelihan yang tepat.
“Namun, untuk mengantisipasi penyebaran, sapi-sapi yang terinfeksi saat ini sedang menjalani karantina di Balikpapan dan tidak akan dilepas sebelum dinyatakan sembuh,” tegasnya.
Sepanjang tahun 2024, DPKH Kaltim telah mendistribusikan 114.886 dosis vaksin PMK untuk berbagai jenis hewan ternak, termasuk sapi, babi, kambing, domba, dan rusa. Selain itu, pemerintah provinsi juga menyediakan disinfektan, antibiotik, vitamin, dan peralatan pendukung lainnya.
“Meski kami sudah menerima bantuan vaksin dari pemerintah pusat, pemerintah daerah tetap harus mengantisipasi agar ketersediaan vaksin tetap mencukupi,” ujarnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari