Normalisasi Sungai Masdarling Bikin Warga Panik, Dinas PUPRK Bontang: Perbaikan Bertahap

Rachman Wahid
129 Views

Perbaikan dari proyek normalisasi Sungai Masdarling yang berlokasi di Jalan Bukit Pasir, RT 26, Kelurahan Kanaan, itu sudah dilakukan sejak sepekan terakhir.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Langkah Pemkot Bontang untuk menormalisasi sungai di Kampung Masdarling memberikan kekhawatiran warga setempat. Hal itu lantaran proyek peremajaan sungai di sepanjang perkampungan itu ternyata menyebabkan terjadinya longsor.

Perihal itu, Kepala Dinas Pekerjaan umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Kota Bontang, Much Cholis Edy Prabowo mengaku tidak menutup mata dengan persoalan itu. Menurutnya, upaya perbaikan secara bertahap terhadap longsor dalam proyek normalisasi sungai tersebut terus mereka lakukan.

Perbaikan proyek yang berlokasi di Jalan Bukit Pasir, RT 26, Kelurahan Kanaan, itu sudah dilakukan sejak sepekan terakhir. Yang mana, fokus perbaikan dimulai dari rumah warga yang paling rentan terdampak proyek tersebut.

“Ketika ada longsor, kami langsung kerahkan unit dan pekerja untuk melakukan perbaikan secepatnya,” kata dia, Kamis (8/8/2024).

Ia mengakui, umumnya titik longsor dalam proyek itu banyak berada di kawasan yang digarap Badan Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Kaltim pada tahun 2023 lalu. Di sisi lain, secara umum, rentannya longsor juga diakibatkan tingginya intensitas hujan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

“Ditambah naiknya debit air yang membuat dinding sungai menjadi rawan terkikis,” katanya.

Berkenaan dengan anggaran penangganan longsor pada proyek itu, sambung dia, bukan menggunakan anggaran baru. Melainkan diambil dari dana proyek normalisasi sungai itu sendiri.

“Perbaikannya dilakukan bersamaan dengan normalisasi sungai. Untuk besaran anggarannya, saya lupa. Kabid SDA yang lebih tahu,” ucapnya.

Sebelumnya, warga RT 26 di Kampung Masdarling, Kelurahan Kanaan, merasa khawatir dengan dampak longsor yang diakibatkan proyek tersebut. Lantaran mereka cemas rumah mereka akan ambruk seiring terkikisnya dinding sungai.

Amir (50) salah satu pemilik lahan yang bersebelahan dengan proyek itu mengatakan, kontur tanah di daerah itu memang terbilang labil.

“Sejujurnya, kami khawatir sebagian lahan akan hilang jika longsor terjadi lagi. Tidak hanya saya saja, tapi pemilik lahan lainnya juga khawatir,” keluhnya, Rabu (7/2/2024). (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }