Warga Kampung Masdarling, Kelurahan Kanaan, Bontang, dihantui ancaman longsor. Pasalnya, selain kontur tanah yang labil, ada rumah yang menggantung tanpa tanah.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Warga di RT 26, Kampung Masdarling, Kelurahan Kanaan, Bontang dihantui ancaman longsor. Hal ini terjadi ditengarai akibat pekerjaan normalisasi sungai di kawasan tersebut.
Pasalnya, diduga akibat pengerukan yang terlalu dalam, sejumlah lahan warga terimbas longsor. Sehingga, warga di kawasan tersebut yang lahannya masih aman, khawatir ada longsor susulan dan mengenai rumahnya. Mengingat saat ini, sudah ada pondasi rumah warga menggantung tanpa tanah imbas pengerukan.
Amir salah satu pemilik lahan yang tedampak lonsor mengatakan, kontur tanah di kawasan tersebut memang labil. Di sisi lain, pada saat longsor intensitas hujan memang tinggi. Ia pun khawatir bakal ada longsor susulan apabila kondisi ini dibiarkan.
“Kami resah. Khawatir sebagian lahan hilang karena jika longsor lagi. Tidak saya aja, pemilih lahannya lain juga khawatir,” ungkapnya saat dihubungi via telpon, Rabu (7/8/2024).
Terlebih setelah diketahui, ternyata kegiatan tersebut tidak disosialisasikan kepada masyarakat. Sehingga, warga sekitar juga dibuat kaget tiba-tiba ada kegiatan normalisasi sungai.
“Tidak ada sosialisasi, tiba-tiba dikerjakan saja. saya taunya sudah seminggu terakhir longsor itu terjadi,” ujarnya.
Warga Khawatir Longsor Susulan
Sementara itu, Usman salah satu warga RT 26 juga mengaku was-was. Sebab tempat tinggalnya saat ini memang rentan terhadap longsor. Apalagi lokasi rumahnya juga tidak jauh dari lokasi awal longsor.
Sebagai langkah antisipasi, ia mengungkapkan, sebelumnya sudah memasang tiang pancang sebelum proyek tersebut mengarah ke rumahnya. Hal itu ia lakukan untuk mengurangi dampak longsor. Namun tiang tersebut patah akibat pengerukan alat berat.
Tak hanya tiang pancang di samping rumahnya, akibatnya dari pengerukan tersebut pondasi belakang rumahnya juga menggantung tanpa tanah.
“Padahal sebelum pengerjaan sudah saya peringati, tapi pengerjaan terus berjalan akhirnya tiang pancang pun patah,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kondisi tersebut dibiarkan selama sekitar dua pekan setelah pekerjaan selesai. Hingga akhirnya terjadi longsor yang berdekatan dengan rumahnya.
Hal ini membuatnya segera melaporkan kejadian tersebut ke kelurahan karena. Khawatir jika hujan kembali turun, longsor akan merembet ke rumahnya.
“Tapi ini PUPT Bontang sudah bertindak, sudah seminggu pengerjaannya sejak saya laporkan. Semoga ini bisa mengurangi dampaknya,” terangnya.
Dikonfirmasi terpisah, Lurah Kanaan Salmon Kanaan Allo Payung membenarkan kejadian tersebut. Kata ini, longsor terjadi karena sebelumnya curah hujan tinggi dan derasnya aliran sungai.
“Sebelumnya hujan deras makanya longsor pun terjadi,” jelasnya.
Disinggung terkait sosialisasi pengerjaan tersebut. Dirinya hanya mengetahui proyek dilakukan oleh Pemprov Kaltim yang menyasar wilayah Telihan.
Ia mengakui, bahwa proyek tersebut dikeluhkan beberapa warganya usai pengerjaan, lantaran proyek tersebut berada di perbatasan wilayah Kanaan dan Telihan.
“Ini berdasarkan tiga laporan masuk ke kantor. Salah satunya yang masuk, adalah terkait longsor itu,” pungkasnya. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari