Overthinking dan Anxiety Dua Hal Berbeda, RSUD Taman Husada Edukasi Anak Muda

Suci Surya
1 View
Ilustrasi. (ist)

Melalui layanan klinik Psikiatri RSUD Taman Husada Bontang, dr. Dewi mengajak masyarakat untuk tidak sungkan memerhatikan kondisi mental dan kejiwaan.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Kebanyakan orang terkadang terlalu banyak berpikir, terutama ketika menghadapi situasi yang sarat emosi atau menantang. Bisa jadi rasa cemas muncul ketika saat terlalu banyak berpikir. Atau mungkin sebaliknya, karena banyak berpikir, perasaan muncul bisa menyerang. Lalu, apakah keduanya adalah hal yang sama?

Pertanyaan dijawab langsung selaku Psikiatri RSUD Taman Husada Bontang dr. Dewi Maharni, M.Sc., Sp.KJ. Dalam sesi edukasi bersama Akurasi.id, dr. Dewi mengungkap pemahaman yang benar terkait kesehatan mental, khususnya mengenai perbedaan antara overthinking dan anxiety. Menurutnya, masyarakat tidak boleh asal dalam menyamakan kedua kondisi tersebut secara sembarangan.

“Anxiety dan overthinking itu tidak selalu sama. Anxiety itu memiliki berbagai jenis dan tingkat keparahan, sementara overthinking bisa jadi hanya salah satu gejalanya,” ungkap dr. Dewi.

Dia menjelaskan, anxiety atau gangguan kecemasan merupakan kondisi psikis yang mencakup ketegangan berlebihan, rasa takut yang tidak proporsional, hingga gejala fisik seperti sesak napas atau detak jantung yang cepat. Berbeda dengan overthinking yang lebih merujuk pada kebiasaan berpikir berlebihan terhadap suatu hal, anxiety membutuhkan diagnosis dan penanganan profesional.

“Misalnya ketika seseorang memikirkan sesuatu terus menerus hingga mungkin memunculkan perasaan gelisah dan tidak tenang. Jadi overthinking memicu anxiety,” jelasnya.

Meskipun begitu, menurutnya, perasaan overthinking dan anxiety tidak selalu berakhir buruk, jika dapat dikendalikan dengan baik. Namun, jika ada indikasi kecemasan tidak wajar, Ia mengimbau agar tidak abai. Kesadaran kesehatan mental sangat penting karena akan berpengaruh pada kondisi fisik, emosional, sosial, maupun produktivitas kerja.

Melalui layanan klinik Psikiatri RSUD Taman Husada Bontang, dr. Dewi mengajak masyarakat untuk tidak sungkan memerhatikan kondisi mental dan kejiwaan. Tidak perlu khawatir kendala biaya, karena kini sesi konsultasi jiwa sudah terintegrasi dengan layanan BPJS Kesehatan. Layanan konsultasi dibuka setiap Senin hingga Kamis pukul 08.00-13.00 Wita, serta pada hari Jumat pukul 08.00-11.30 Wita.

Dengan dibukanya klinik psikiatri menjadi bagian dari komitmen RSUD Taman Husada dalam perhatiannya terhadap kondisi jiwa dan mental masyarakat, khususnya warga Bontang. Dengan ini, dr. Dewi terus mengajak masyarakat untuk kenali diri dan berikan perhatian atas jiwa dan mental. Periksakan diri jika tanda-tanda kesehatan jiwa mulai terganggu.

“Kami akan melayani sepenuh hati seluruh pasien. Jangan sungkan untuk konsultasi mulai dari masalah ringan hingga berat sekalipun yang mengganggu mental anda,” pungkasnya. (adv/rsudtamanhusadabontang/cha/uci)

Penulis: Siti Rosidah More
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *