Dinas PUPR-PERA Kaltim memfokuskan penanganan banjir di Samarinda dengan anggaran Rp25 miliar. Targetnya, 30 ribu hektare lahan bebas genangan hingga 2030.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kalimantan Timur (Kaltim) mengalokasikan anggaran besar untuk pengendalian banjir di sejumlah daerah. Dari total anggaran, Kota Samarinda mendapat porsi terbesar, yakni sekitar Rp25 miliar.
Selain itu, Balikpapan dialokasikan dana Rp15–17 miliar untuk perbaikan drainase perkotaan, Bontang sekitar Rp4 miliar, dan Kutai Timur sekitar Rp8 miliar yang difokuskan pada penanganan banjir di Sungai Sangatta.
Pemprov Kaltim menargetkan pengurangan genangan banjir seluas 30.000 hektare hingga tahun 2030 dengan alokasi anggaran mencapai Rp380 miliar. Tak hanya itu, Pemprov juga mengusulkan anggaran Rp867,54 miliar ke Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyelesaian penanganan banjir pada segmen Muara hingga Bendungan Lempake pada tahun 2026.
Kepala Dinas PUPR-PERA Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menjelaskan alasan Samarinda mendapat alokasi terbesar dibandingkan daerah lain.
Baca Juga
“Samarinda menjadi daerah dengan anggaran terbesar karena titik banjirnya paling banyak dan kompleks,” ujarnya saat diwawancarai di Kantor PUPR-PERA Kaltim, Jalan Tengkawang, Sungai Kunjang, Samarinda, belum lama ini.
Menurutnya, beberapa faktor memperparah banjir di Samarinda, antara lain sedimentasi sungai, kepadatan permukiman di bantaran sungai, kondisi dataran rendah yang terpengaruh pasang surut, serta kapasitas drainase yang sudah tidak memadai.
Meski begitu, ia menegaskan pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya perbaikan.
“Kini genangan banjir di beberapa titik sudah bisa lebih cepat surut,” jelasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id
