Selasa , April 30 2024
Membaca Peta Pilkada Kutim 2024: Irwan dan Mahyunadi Penentu Arah Dominasi Politik Ardiansyah-Kasmidi?
Ardiansyah Sulaiman, Kasmidi Bullang, Irwan, dan Mahyunadi adalah empat figur politik yang berpeluang bertarung sebagai calon bupati pada Pilkada Kutim 2024. (Redaksi Akurasi.id)

Membaca Peta Pilkada Kutim 2024: Irwan dan Mahyunadi Penentu Arah Dominasi Politik Ardiansyah-Kasmidi?

Loading

Bila melirik peta Pilkada Kutim 2024, muncul dua poros yang cukup kuat. Yakni Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bullang sebagai petahana bupati dan wakil bupati Kutim. Meski mengikat dominasi, peluang lahirnya poros ketiga terbuka lebar.

Kaltim.akurasi.id, Kutai Timur – Kontestasi politik menuju pemilihan kepala daerah (pilkada) di tahun 2024 ini sudah di depan mata. Tidak terkecuali untuk wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Ada sejumlah nama yang mulai muncul ke permukaan sebagai figur-figur yang akan menampilkan namanya sebagai calon bupati (cabup) maupun calon wakil bupati (cawabup).

Di antara banyak nama yang mulai berseliweran, tentu ada dua nama kandidat paling potensial yang sudah dipastikan akan terjun lagi di pesta demokrasi 5 tahunan tersebut. Mereka adalah Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bullang. Keduanya merupakan petahana, selaku bupati dan wakil bupati Kutim.

Keduanya dipastikan berpisah jalan pada perhelatan pemilu kali ini. Ini tidak lepas dari kedudukan Kasmidi sebagai wakil bupati yang sudah memasuki masa akhir, yakni 2 periode. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, masa jabatan kepala daerah dibatasi 2 periode.

Jasa SMK3 dan ISO

Ardiansyah dan Kasmidi Masih Mendominasi

Perhelatan pesta demokrasi di Kutim pada pemilu kali ini diperkirakan bakal berjalan cukup ketat. Meski, kekuatan pertarungan terkonsentrasi di Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kutim Kasmidi Bullang.

Selain sebagai petahana, keduanya memiliki landasan perahu yang cukup menjanjikan. Sudah sama-sama mengantongi 7 kursi di legislatif. Artinya, Ardiansyah dan Kasmidi, tinggal mencari tambahan dukungan satu kursi partai politik untuk mengunci keikutsertaan dalam Pilkada Kutim 2024.

Sebagaimana diketahui, Ardiansyah merupakan figur kuat di Partai PKS. Senada pun dengan Kasmidi Bullang, merupakan figur dan ketua DPC Partai Golkar Kutim. Untuk dapat maju sebagai calon kepala daerah, keduanya hanya membutuhkan dukungan tambahan satu kursi legislatif saja lagi.

Baca Juga  Sigit Alfian Ikut Penjaringan Bacalon Walikota di PKB, Singgung Kemungkinan Berpasangan Dengan Basri Rase

Menurut Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Budiman Chosiah, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang ingin maju sebagai calon kepala daerah. Pertama, calon mesti menyiapkan kendaraan politik. Ini jadi syarat mutlak untuk dapat ikut dalam kontestasi politik.

Kedua, seorang kandidat juga mesti mempersiapkan dengan baik ongkos politiknya. Artinya, baik perahu politik dan ongkos politik, adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Yang mau tidak mau mesti dipersiapkan oleh para calon.

“Kalau melihat latar belakang partai, maka yang terdepan adalah kosong satu dan kosong dua yang sudah memiliki kesiapan,” ucapnya kepada wartawan media ini belum lama ini.

Bila melihat peta kekuatan dari Ardiansyah dan Kasmidi yang tergolong cukup besar. Maka bisa jadi ini menjadi ancaman psikologis tersendiri bagi figur-figur lain yang ingin tampil di Pilkada Kutim kali ini. Artinya, mereka mesti benar-benar menyiapkan banyak hal untuk menantang para petahana tersebut.

“Kalau kandidat yang lain, jika melihat pertarungan kedua calon ini (Ardiansyah dan Kasmidi, red), itu sudah bisa membuat ciut nyali yang lain untuk maju,” katanya.

Irwan Penantang Lewat Pembentukan Poros Ketiga

Budiman Chosiah memprediksi, besarnya kekuatan politik dari Ardiansyah dan Kasmidi akan dapat diredam bila muncul poros ketiga. Jika melihat peta politik dan berbagai kemungkinan yang ada, poros ketiga itu menurutnya, dapat lahir dari Partai Demokrat. Dengan figur potensialnya adalah Irwan Fecho.

Terbentuknya poros ketiga ini terbilang cukup realistis. Pertama, karena Irwan memiliki kapasitas sebagai ketua Partai Demokrat Kaltim. Kedua, Irwan tidak perlu memikirkan persyaratan yang terlalu berat. Karena Partai Demokrat sudah memiliki modal 6 kursi di parlemen.

Baca Juga  Program Digital Kaltimpreneurs 2024, Wadah Pelaku UMKM Go Digital Secara Nasional

“Pertanyaannya adalah, apakah dia (Irwan, red) punya keberanian (untuk maju mencalonkan diri sebagai kepala daerah, red),” tuturnya.

Di sisi lain, sambung Budiman, tantangan lain yang mungkin akan jadi bahan pertimbangan Irwan nantinya ada pada kakaknya, Agusriansyah Ridwan. Sebagaimana diketahui, Agusriansyah adalah politikus Partai PKS yang merupakan perahu politik Ardiansyah. Apalagi Agusriansyah merupakan figur penting yang dimiliki PKS Kutim. Terbukti, pada pemilu ini, dia berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Kaltim Dapil Bontang, Kutim, dan Berau.

“Makanya, untuk Pilkada Kutim, kemungkinan besar perebutan kepala daerahnya akan cukup sengit. Terutama untuk perebutan calon kosong duanya,” ujar dia. “Pertarungannya adalah bagaimana bisa menjadi wakil Kasmidi Bullang atau Ardiansyah Sulaiman,” tambahnya.

Kendati demikian, ia memastikan, kalau peluang terciptanya poros ketiga adalah di tangan Demokrat dan Irwan. Namun jika Irwan memutuskan untuk tidak ikut dalam ajang demokrasi tersebut, maka kemungkinan besar hanya akan dua poros yang nantinya terbentuk.

“Kalau saya memprediksikan, kemungkinan untuk Kutim, akan terbentuk dua plus satu (dua atau tiga poros). Dengan catatan, kalau semisalnya Irwan memiliki keberanian untuk maju,” imbuhnya.

Mahyunadi Bisa Jadi Kunci Penentu Kemenangan

Selain peluang adanya poros ketiga dengan Partai Demokrat sebagai inisiatornya. Hal lain yang cukup seksi di balik mulai bermunculannya nama-nama kandidat pada Pilkada Kutim. Yakni eksistensi dari Ketua Partai Perindo Kutim Mahyunadi.

Mantan Ketua DPRD Kutim dan Anggota DPRD Kaltim itu, disebut-sebut masih memiliki magnet yang cukup kuat untuk menentukan arah politik Kutim pada pilkada kali ini. Apalagi pada pilkada 2019 lalu, dia sempat menjadi penantang yang cukup kuat bagi Ardiansyah dan Kasmidi.

Menurut Budiman, Mahyunadi memiliki kans yang cukup besar dan patut dipertimbangkan dengan baik. Kendati demikian, menurutnya, jika Mahyunadi mau bersikap realistis, maka dia dapat memilih untuk menjadi kosong dua atau calon wakil bupati. Misalnya dengan menjadi wakil dari Ardiansyah.

Baca Juga  Bolak Balik Isi Bensin, Warga Bonles Diciduk Polres Bontang

“Mahyunadi, kalau mau realistis dan dia mau mundur satu langkah untuk kepentingan jangka panjang, maka pilihannya adalah menjadi kosong dua,” ujarnya.

Mengapa Budiman menyebut jika pilihan bagi Mahyunadi sebagai kosong dua jauh lebih realistis. Karena menurutnya, fenomena di Indonesia, ketika ada calon yang sudah pernah berkontestasi, maka tidak dapat dipungkiri kemampuan finansialnya akan turun drastis.

“Kecuali (kalau yang bersangkutan atau calon kepala daerah, red) memiliki sponsor baru,” ucapnya.

Sedangkan dari aspek partai, kendati hanya memiliki 1 kursi di parlemen, Partai Perindo sudah dapat menjadi alat tawar. Apalagi jika Mahyunadi memang mau mempertimbangkan menerima pinangan dari Ardiansyah atau Kasmidi sebagai kosong dua. Artinya, PKS dan Golkar tidak perlu memperluas lobi-lobi politik untuk mengunci tiket sebagai calon kepala daerah.

“Siapa yang bisa mendapatkan Mahyunadi sebagai kosong duanya, maka dapat diprediksi, potensi dia untuk memang sangat tinggi dan terbuka,” sebutnya. (*)

Penulis/Editor: Redaksi Akurasi.id

cek juga!

Sejarah Baru! Kaltim Jadi Tuan Rumah Perayaan Hari Musik Nasional 2024

Sejarah Baru! Kaltim Jadi Tuan Rumah Perayaan Hari Musik Nasional 2024

Kaltim kembali menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kali, menjadi tuan rumah perayaan Hari Musik Nasional …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page