Kamis , Maret 28 2024

Gunung Merapi Mengamuk, Dalam 24 Jam Gempa 191 Kali, Semburkan Lava dan Awan Panas

Loading

Gunung Merapi Mengamuk, Dalam 24 Jam Gempa 191 Kali, Semburkan Lava dan Awan Panas
Dalam 24 jam Gunung Merapi sudah gempa 191 kali, semburkan lava dan awan panas. (istimewa)

Gunung Merapi mengamuk, dalam 24 jam gempa 191 kali, semburkan lava dan awan panas. Meski tidak ada wedus gembel yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut, sejumlah guguran lava masih keluar dan mengarah ke barat daya.

Akurasi.id – Gunung Merapi mengamuk. Aktivitas gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Awan panas guguran kembali terlihat dengan sejumlah luncuran lava yang masih terus terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam periode pengamatan Selasa (22/6/2021) pukul 00.00 WIB – 24.00 WIB teramati lima kali awan panas guguran.

“Teramati 5 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 1200 meter mengarah ke barat daya,” kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Rabu (23/6/2021). Selain awan panas, sejumlah guguran lava turut teramati dalam periode pengamatan 24 jam tersebut. Semua guguran lava kali ini masih mengarah ke barat daya.

Jasa SMK3 dan ISO

“Teramati 15 kali guguran lava malam tampak pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya,” ujarnya. Sejumlah kegempaan juga masih terus terjadi dari Gunung Merapi. Mulai dari kegempaan guguran sebanyak 191 kali, hembusan sejumlah 63 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 67 kali dan vulkanik dangkal sebanyak 15 kali dan 2 kali tektonik jauh.

Sementara jika dibandingkan dengan periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Rabu (23/6/2021) pukul 00.00 WIB – 06.00 WIB. Pada periode itu tidak teramati ada awan panas guguran yang muncul. Meski tidak ada wedus gembel yang teramati keluar dari puncak Merapi pada periode tersebut, sejumlah guguran lava masih keluar dan mengarah ke barat daya.

“Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya,” tuturnya Visual gunung terlihat jelas dalam periode pengamatan tersebut. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga  Sungai di Guntung Kerap Makan Korban, Ketua RT: Tiga Kali Anak Tenggelam, Sejak 2021 Tak Ada Tindakan

Sejumlah kegempaan juga masih terjadi.

Masih didominasi kegempaan guguran sejumlah 45 kali, lalu ada hembusan 3 kali, serta hybrid atau fase banyak sejumlah 11 kali dan vulkanik dangkal sejumlah 4 kali.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. “Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari,” imbuhnya.

Baca Juga  Donor Darah di HUT ke-7, SMSI Kembali Raih Penghargaan MURI

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (*)

Editor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page