Akurasi.id, Bontang – Pemkot Bontang terus menggenjot program baru guna menekan angka stunting. Salah satu program yang digagas yakni, Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Skema bapak asuh ini rencananya akan diterapkan Wakil Wali Kota Bontang, Najirah untuk menekan angka stunting. Sebab menurutnya, pola tersebut sangat efektif menekan angka stuting dalam waktu cepat.
“Skema itu efektif, karena lebih jelas,” kata Najirah, Kamis (16/02/2023).
Namun sebelum itu, Pemkot lebih dulu akan melakukan pendataan agar mengetahui jumlah real angka stunting di Bontang.
Sebab selama ini data tersebut belum jelas, karena pendataan stunting belum menjangkau secara keselurahan.
“Karena itu masih ada yang belum terdata. Banyak orang tua yang kita ketahui tidak memeriksakan anaknya ke layanan pos yandu. Jadinya tidak terdata,” katanya.
Setelah mendapat data real angka stunting, pola bapak asuh baru akan diterapkan.
Skema bapak asuh ini akan melibatkan semua unsur termasuk perusahaan dan tokoh masyarakat.
Najirah mencontohkan, misalnya jumlah stunting mencapai 50 persen. Nantinya angka stunting itu akan itu dibagi. Seperti untuk perusahaan PKT akan menangani 20 persen dari jumlah stunting dengan yang menggunakan dana CSR.
Kemudian semua kepala dinas, akan mengasuh 10 anak stunting. “Jadi dibagi, nanti tinggal dipantau progresnya. Jadi semua bertanggung jawab tangani stunting,” ujarnya.
Pola ini diyakini bisa menekan angka stunting dalam waktu cepat. Sebab sisa waktu kerja penanganan stunting untuk mencapai target nasional, tersisah 8 bulan. “Kalau pola itu dipakai saya yakin kita bisa tangani stunting dalam waktu cepat. Asal semua mau kerja sama-sama,” tukasnya.
Sebelumnya, Najirah juga telah melakukan kunjungan ke Sumedang untuk belajar penanganan stunting. Dari data yang dihimpun, jumlah stunting saat ini masih berada diangka 21 persen. Sebenarnya, angka ini turun dari jumlah stunting tahun 2021 lalu. Tetapi jumlah penurunannya tidak signifikan, hanya 2 persen.
Jumlah stunting ini masih dinilai relatif tinggi lantaran cakupan wilayah di Bontang, hanya 3 kecamatan. Termasuk Pemkot Bontang juga perna menggelontorkan dana besar untuk penanganan stunting.
Data terakhir, Pemkot Bontang menganggarkan Rp 62 miliar untuk menangani stunting. Dana itu tersebar di delapan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), untuk pembiayaan sejumlah kegiatan penanganan stunting.
“Berbagai upaya kita lakukan. Sisa waktu kita 8 bulan, kita tidak boleh sia-siakan. Harus bisa capai target 14 persen sesuai instruksi presiden Jokowi,” ujarnya. (*)
Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Redaksi Akurasi.id