Rp1,7 Miliar untuk Influencer, Pariwisata Kaltim Bisa Terganjal Infrastruktur Rapuh

Di tengah keterbatasan infrastruktur menuju destinasi wisata, Pemprov Kaltim justru menggelontorkan Rp1,7 miliar untuk membiayai jasa influencer. Langkah ini menuai kritik: promosi bisa jadi sekadar ilusi jika akses ke objek wisata masih sulit dijangkau.
Fajri
By
2k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengalokasikan anggaran Rp1,7 miliar dalam Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (P-RKPD) 2025 untuk membiayai jasa publikasi influencer dalam mempromosikan sektor pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Sari Dewi, menyebut penggunaan jasa influencer merupakan strategi pemasaran yang dirancang secara terukur untuk memperluas jangkauan promosi dan menarik lebih banyak wisatawan.

“Rencana pemasaran kami sudah dihitung dengan matang. Tujuannya meningkatkan jangkauan promosi pariwisata Kalimantan Timur,” ujar Ririn.

Menurutnya, influencer yang dipilih akan memproduksi beragam konten, mulai dari cerita singkat, vlog perjalanan, hingga video real-time yang menampilkan daya tarik destinasi wisata. Konten tersebut juga akan memuat informasi praktis mengenai akses transportasi, biaya perjalanan, hingga pengalaman yang bisa dinikmati wisatawan.

Ririn menegaskan, pemilihan influencer dilakukan melalui agensi resmi dengan seleksi dan briefing ketat. Ada empat fokus utama dalam program ini, yakni:

  1. Pengembangan desa wisata dan budaya
  2. Ekonomi kreatif berbasis digital,
  3. Promosi destinasi unggulan, serta
  4. Penguatan kerja sama lintas daerah dan pemangku kepentingan.

Persiapan program diperkirakan memakan waktu tiga hingga empat bulan, termasuk penyusunan administrasi dan pembagian anggaran. Influencer nantinya diwajibkan melaporkan hasil kampanye promosi secara berkala.

Namun, pakar ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), Aji Sofyan Effendi, mengingatkan agar pemerintah tidak hanya fokus pada promosi, tetapi juga memastikan kesiapan infrastruktur pendukung pariwisata.

Menurutnya, akses menuju destinasi wisata di Kaltim masih terbatas. Mulai dari dermaga seadanya, bandara dengan jadwal terbatas, hingga transportasi laut dengan tingkat keselamatan rendah.

“Kalau infrastruktur belum siap, promosi masif justru bisa berdampak negatif. Wisatawan bisa kecewa dan memberi testimoni buruk,” ujarnya.

Aji menilai, pembangunan infrastruktur harus menjadi prioritas agar promosi berjalan optimal. Dengan aksesibilitas mudah, biaya terjangkau, dan keamanan terjamin, wisatawan akan mendapat pengalaman positif dan secara sukarela ikut mempromosikan destinasi wisata Kaltim.

“Jadi, yang paling penting adalah memastikan aksesibilitas mudah, biaya terjangkau, dan keamanan terjamin. Setelah itu, barulah influencer benar-benar bisa mendongkrak pariwisata Kaltim,” tegasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana