
DPRD Samarinda desak pemkot lakukan inspeksi pasar. Berkenaan kenaikan harga Minyakita, sekaligus keluhan volume minyak yang tidak sesuai.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Menjelang puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, Minyakita mengalami kenaikan harga di pasaran. Berdasarkan ketetapan pemerintah pusat, Minyakita memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700.
Sementara itu, pada awal Maret 2025 ini harga minyak tersebut di Pasar Segiri Samarinda, melonjak naik sekira Rp18 ribu per liter. Apabila dibandingkan dengan HET-nya, maka diketahui kenaikan tersebut sebesar Rp2.300.
Setelah mendengar hal ini, Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Sani mengaku, jika ia langsung membeli minyak tersebut pada tiga toko berbeda yang ada di Kota Tepian.
Dari hasil penelusurannya, diketahui jika minyak ini dijual dengan harga Rp19 ribu sampai Rp22 ribu per liter. Kendati demikian, ia masih belum mengetahui penyebab naiknya harga minyak itu.
“Apakah karena distribusi atau ada faktor lain? Ini harus kita cari tahu penyebabnya,” terangnya saat diwawancarai oleh awak media di ruang kerjanya, Kantor DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Selasa (11/3/2025).
Tak Hanya Harga Naik, Volume Minyakita Terindikasi Tidak Sesuai
Politisi PKS ini meminta, agar Pemkot Samarinda lebih rutin untuk melakukan inspeksi pasar.
Menurutnya, lonjakan harga ini bisa berdampak pada daya beli masyarakat, termasuk pedagang kecil yang bergantung pada minyak goreng untuk usaha mereka.
Di sisi lain, ia menyoroti terkait realitas volume minyak tersebut yang tidak sesuai dengan ukuran yang tertera pada kemasan. Informasi tersebut diketahui setelah sebuah video viral di media sosial.
Sebuah akun @miepejuang mengunggah video tersebut dan telah ditonton lebih dari 1,5 juta orang. Dalam unggahan ini @miepejuang menuliskan, “Hati Hati Yah saya salah satu korban beli minyak kita bertuliskan 1 Liter pas di tuang cuman 750 ml. Beli di harga 1 liter.”
Dari minyak yang ia beli, Sani pun melakukan pengukuran untuk membuktikan kebenaran video tersebut. Sayangnya, setelah berkeliling, minyak dalam bentuk botolan itu tak kunjung ditemukan.
Meski belum menemukan kasus serupa di Samarinda, laporan dari daerah lain mengindikasikan adanya selisih hingga 200 mililiter dari ukuran seharusnya.
“Saya harap OPD terkait segera turun tangan. Jangan sampai masyarakat dirugikan, baik dari sisi harga maupun volume. Ini menyangkut kepentingan banyak orang,” pungkasnya. (Adv/dprdsamarinda/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniarti
Editor: Devi Nila Sari