Sekdaprov Paparkan Kondisi Terkini Ekonomi dan Energi Kaltim di International Energy Week di Sarawak

Devi Nila Sari
37 Views

Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni memaparkan bahwa Kaltim berkontribusi hampir 50 persen terhadap perekonomian regional. Bahkan, saat ini Kaltim sudah menjajaki penjualan karbon.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda Sekdaprov Kaltim Sri Wahyuni memaparkan kondisi terkini Provinsi Kaltim terkait ekonomi, energi, dan lingkungan (emisi karbon). Pemaparan itu ia sampaikan saat menghadiri pertemuan International Energy Week 2023 (IEW’23) di Sarawak. Pertemuan itu akan berlangsung dari 13-15 Juni 2023.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pekan Energi Internasional tersebut, Sekdaprov Sri menyampaikan, wilayah Kalimantan berkontribusi sebesar 8 persen terhadap perekonomian nasioanl. Dan Kaltim merupakan provinsi keempat terbesar di Indonesia dalam hal ekonomi.

“Kalimantan Timur sendiri berkontribusi hampir 50 persen terhadap perekonomian regional,” sebutnya sebagaimana melansir laman resmi Pemprov Kaltim.

Ia menjelaskan, sebagian perekonomian Kaltim berbasis sumber daya alam (SDA), dari pertambangan, minyak dan gas. Meski sebagaian besar nilai ekonomi Kaltim berasal dari SDA nya. Namun, saat ini Kaltim sudah menyasar perdagangan karbon.

“Kita sekarang berbicara tentang perdagangan karnon,” kata dia.

Ia mengakui, perdagangan karbon di Kaltim merupakan perjalanan panjang. Sebab, tidak hanya setahun dua tahun. Namun, Kaltim memerlukan waktu hampir 14 tahun untuk mendapatkan dana karbon, sejak 2008 lalu.

Kaltim Akan Dapatkan 110 Juta Dolar AS hingga 2025 dari Penjualan Karbon

Dimana, dengan pengelolaan konversi yang tinggi, Provinsi Kaltim target penurunan emisi tahun 2021 sekitar 27,75 persen. Sementara, tahun 2023 ditargetkan sebesar 29 hingga 33 persen.

Meskipun usai verifikasi, ternyata di tahun 2021 Kaltim telah berhasil menurunkan emisi mencapai 41,96 persen.

“Artinya, kita sudah melampaui target. Dan sektor perkebunan berkontribusi 32,35 persen terhadap program pengurangan emisi melalui program perkebunan berkelanjutan. Serta, mengelola area dengan nilai konservasi tinggi,” ungkapnya.

Pada saat pelaporan dan verifikasi pertama, lanjut dia, Kaltim telah mencapai pengurangan emisi sebesar 30 juta ton karbondioksida.

Melalui kerjasama dengan Bank Dunia dan dukungan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan. Pemprov Kaltim juga telah menerapkan Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) di Kaltim.

“Dalam kontrak dikatakan Kaltim akan mendapatkan 22 juta ton setara karbondioksida. Kalikan 5 dolar dengan harga saat itu, maka kita akan mendapatkan 110 juta dolar AS hingga 2025. Bahkan, saat ini Kaltim sudah mendapatkan uang muka sebesar 20,9 juta dolar AS,” pungkasnya. (adv/diskominfokaltim/yans/ky)

Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *