
Dewan ingatkan agar pembangunan Sports Hub Samarinda jangan ha nya megah di awal. Namun, tidak mempersiapkan rencana pengelolaan lanjutan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pembangunan Sports Hub Samarinda menandai tonggak baru dalam penyediaan infrastruktur olahraga di Ibu Kota Kalimantan Timur. Namun di balik euforia itu, DPRD Samarinda mengingatkan pemerintah agar tidak terjebak pada keberhasilan semu yang hanya berorientasi pada fisik bangunan semata.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menyuarakan kekhawatirannya. Menurutnya, pengalaman masa lalu menunjukkan, bahwa banyak infrastruktur publik yang dibangun dengan dana besar, justru terbengkalai karena tidak disiapkan sistem pengelolaan pascakonstruksinya.
“Kita sudah terlalu sering melihat proyek megah yang mati fungsi. Jangan sampai sports hub bernasib sama, hanya indah di awal lalu jadi beban pemeliharaan tanpa manfaat,” ujarnya.
Deni menyebut, persoalan utama terletak pada kesiapan operasional dan sumber daya manusia (SDM). Tanpa tim yang kompeten dan sistem pengelolaan profesional, fasilitas olahraga seluas dan semahal ini hanya akan menjadi gedung kosong.
Baca Juga
“Pemkot harus mulai menjawab pertanyaan mendasar siapa yang akan mengelola sports hub setelah rampung? Apakah melalui dinas pemuda dan olahraga, dibentuk UPTD khusus, atau diserahkan ke pihak ketiga seperti BUMD?,” tanya Deni.
Tanpa kepastian pengelola, kata dia, nanti ketika fasilitas selesai malah terjadi tarik menarik antar lembaga. Menurutnya, ini yang harus dicegah sejak sekarang.
Deni Ingatkan Pentingnya SDM dan Pengelolaan Lanjutan Sports Hub Samarinda
Lebih jauh, ia menyoroti bahwa pengelolaan fasilitas skala besar semacam ini membutuhkan SDM yang tidak biasa. Harus ada tim profesional yang paham manajemen fasilitas publik, termasuk aspek pelayanan, teknis, hingga pemeliharaan harian.
Baca Juga
“Kalau cuma diserahkan ke staf biasa tanpa pelatihan dan pemahaman khusus, fasilitas sebesar ini akan sulit bertahan. Gedungnya ada, tapi tak berfungsi,” lanjutnya.
Polisi dari Fraksi Gerindra ini juga menyoroti aspek pendanaan. Tanpa alokasi anggaran khusus untuk operasional dan pemeliharaan rutin, ia khawatir, kualitas fisik bangunan akan cepat menurun. Apalagi, iklim Samarinda yang lembap bisa mempercepat kerusakan bila tidak dirawat secara berkala.
“Baru dibuka sudah bocor atap, dinding kusam, AC tak berfungsi. Itu bukan hal baru di fasilitas publik kita. Ini bisa dicegah kalau ada perencanaan pemeliharaan sejak awal,” katanya.
DPRD merekomendasikan, agar pemkot segera menyusun standar operasional prosedur (SOP) dan rencana kerja tahunan, yang mencakup aspek teknis, manajemen keuangan, hingga pemanfaatan ruang komersial. Menurut Deni, sports hub berpotensi menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) bila dikemas dengan strategi yang tepat.
“Kalau kita serius kelola, sports hub bisa hidup sebagai pusat kegiatan dan juga menyumbang keuangan daerah. Tapi butuh perencanaan bisnis, bukan hanya mimpi besar,” tegasnya.
Lebih dari itu, ia menilai, sports hub harus punya nilai strategis dalam membina atlet lokal. Ia berharap, fasilitas tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh talenta muda Samarinda, sebagai tempat latihan dengan standar memadai.
Baca Juga
“Jangan hanya jadi venue event, tapi jadikan ini rumah bagi regenerasi atlet. Kita punya banyak potensi muda yang butuh tempat latihan berkualitas,” tegasnya.
Ia menekankan, pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan pemanfaatan fasilitas ini. Dengan melibatkan komunitas lokal, rasa kepemilikan. (Adv/dprdsamarinda/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari