
Kaltim kembali alami inflasi sebesar 0,14 persen. Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi ini utamanya bersumber dari kenaikan harga makanan, minuman dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki.
Akurasi.id, Samarinda – Kaltim kembali alami inflasi pada September 2021 setelah sebulan sebelumnya mengalami deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,14 persen setelah sebulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,17 persen. Secara tahunan, inflasi IHK September 2021 tercatat sebesar 1,68 persen (yoy) atau inflasi secara tahunan kalender tercatat sebesar 1,48 persen (ytd).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi ini utamanya bersumber dari kenaikan harga makanan, minuman dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki.
Di sisi lain, mulai melandainya kasus Covid-19 seiring dengan gencarnya peningkatan vaksinasi di Kaltim menjadi pendorong peningkatan permintaan masyarakat. Seiring pelonggaran pemberlakuan kegiatan masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah turut mempengaruhi daya beli masyarakat di tiap kabupaten/kota.
“Vaksinasi di Kaltim mengalami akselerasi pada satu bulan terakhir yang menjadikan Kaltim sebagai sepuluh besar provinsi dengan presentasi vaksinasi tertinggi yang secara langsung mendorong percaya diri dan optimisme masyarakat maupun dunia usaha untuk kembali melakukan aktivitas terutama dalam usaha kuliner yang sebulan sebelumnya sempat mengalami pengetatan,” terangnya pada Jumat, (1/10/2021).
Hal tersebut tercermin dari kelompok manakan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 0,50 persen setelah pada sebulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,92 persen. Sedangkan menurut komoditasnya, bayam dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi Kaltim dalam bulan ini, yang mana masing-masing komoditas mengalami kenaikan harga sebesar 31,62 persen dan 3,31 persen dan memiliki andil dengan total 0,12 persen.
Selain kelompok makanan, kelompok pakaian dan alas kaki juga kembali mengalami kenaikan harga seiring dengan pelonggaran kebijakan PPKM di sejumlah wilayah di Kaltim. Kelompok pakaian dan alas kaki tercatat mengalami inflasi sebesar 0,87 persen setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,25 persen.
[irp]
“Peningkatan didorong oleh telah beroperasinya pusat-pusat perbelanjaan di Kaltim terutama di wilayah yang PPKMnya mengalami penurunan,” katanya.
Koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kaltim terus dilakukan guna menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga. Pada September ini, BI bersama TPID Kaltim telah melakukan pertemuan membahas rantai nilai lokal, pengendalian inflasi dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.
“Selain itu juga telah dilaksanakan rapat koordinasi bersama Pemkot Samarinda terkait pengembangan digitalisasi pangan sebagai bagian dari pengembangan aplikasi Samarinda Smart City,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Rachman