Minggu , April 28 2024
Dua Bulan Pertama di 2024: 122 Warga Bontang Terjangkit DBD, Satu Meninggal
Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Istimewa)

Per Februari 2024: 122 Warga Bontang Terjangkit DBD, Satu Meninggal

Loading

Dalam dua bulan pertama di 2024, sebanyak 122 warga Bontang tercatat terjangkit DBD. Bahkan, satu orang dinyatakan meninggal.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Penyebaran Demam berdarah dengue (DBD) di Bontang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dua bulan pertama di 2024, sejak Januari-Februari, sebanyak 122 warga Bontang sudah terjangkit DBD. Bahkan, sudah ada kasus meninggal, sebanyak 1 orang.

Jumlah penderita tersebut tersebar di tiga kecamatan dan 15 kelurahan. Yakni, Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara, dan Kecamatan Bontang Barat.

Dari tiga kecamatan tersebut, penderita DBD paling banyak berada di Kecamatan Bontang Selatan sebanyak 53 orang. Dengan sebaran, di Kelurahan Berbas Tengah berjumlah 27 orang.

Jasa SMK3 dan ISO

Kemudian, di Kelurahan Tanjung Laut 15 orang, Tanjung Laut Indah 3 orang, Berbas Tengah 27 orang, Berbas Pantai 5 orang, Satimpo 2 orang, dan Bontang Lestari 1 orang.

“Jumlah penderita DBD di Kecamatan Bontang Utara totalnya 36 orang,” ungkap Koordinator Tim Kerja Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Nur Ilham saat diwawancarai wartawan Akurasi.id, Kamis (7/3/2024).

Pasien DBD Didominasi Anak-anak

Untuk rincian per kelurahan, Kelurahan Bontang Kuala 4 orang, Bontang Baru 2 orang, Api-Api 14 orang, Gunung Elai 1 orang, Loktuan 13 orang, dan Guntung 2 orang.

Sementara, untuk Kecamatan Bontang Barat, sebanyak 33 orang. Dengan sebaran di Kelurahan Belimbing 9 orang, Gunung Telihan 22 orang (satu meninggal dunia), dan Kanaan 2 orang.

“Pasien didominasi oleh anak usia 5 hingga 14 tahun,” tuturnya.

Guna mencegah tren peningkatan demam berdarah. Dinkes Bontang telah mengeluarkan surat edaran Nomor 400.7.8/114/DINKES/2024. Mengenai langkah-langkah pengendalian vektor penyakit di seluruh wilayah Kota Bontang.

Pertama, menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dengan 3 M-Plus. Kemudian, meningkatkan kewaspadaan masyarakat, pegawai dan terhadap gejala DBD. Menyukseskan implementasi wolbachia. Serta, terus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Baca Juga  BKD Kaltim: WFH 50% Usai Lebaran Hanya Berlaku untuk ASN Administratif

“Prinsip pengendalian DBD, utamanya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus. Selain itu, untuk tempat yang sulit dijangkau dengan pemberian larvasida,” kata Nur Ilham.

Sebagai informasi, memasuki tahun 2024 Dinkes Kaltim mencatat angka penderita DBD di Bontang mengalami lonjakan. Untuk di Januari 2024 saja, sudah tercatat 81 kasus. Bahkan, ada anak yang meninggal akibat DBD. Sementara, di Februari 2024 penderita DBD bertambah sebanyak 41 kasus. (*)

Penulis: Nuraini
Editor: Devi Nila Sari

cek juga!

Saat petugas memeriksa dua tas tak bertuan yang ternyata berisi puluhan botol miras ilegal Cap Tikus. (Nugrah/Akurasi.id)

Puluhan Botol Miras Ilegal Gagal Masuk Bontang

Petugas pos jaga Pelabuhan Loktuan gagalkan penyelundupan puluhan botol miras ilegal di dalam tas. Tas …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page