Warga Binaan Lapas Samarinda Budidaya Cabai dan Peternakan di Smart Farm

Devi Nila Sari
4 Views
Kepala Lapas Narkotika Klas IIA Samarinda, Theo Adrianus. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Lapas Kelas IIA Samarinda kembangkan smart farm untuk menanam cabai dan peternakan. Smart farm ini dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan warga binaan sekaligus warga sekitar.

Kaltim.akurasi.id, SamarindaLembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Samarinda terus berinovasi dalam memberikan pembinaan kepada warga binaan. Salah satunya dengan mengembangkan program Nursery berbasis smart farm. P

rogram ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pertanian dan peternakan warga binaan, sekaligus mendukung ketahanan pangan.

Kepala Lapas Narkotika Klas IIA Samarinda, Theo Adrianus menjelaskan, Nursery ini mengusung sistem smart farm. Di mana, pihaknya membudidayakan cabai merah di dalam polybag menggunakan media tanam berupa kulit kelapa (kokonat).

“Program ini telah mulai beroperasi pada awal Desember lalu. Dalam pelaksanaannya, smart farm memungkinkan sistem pertanian yang lebih efisien dan modern, dengan otomatisasi penyiraman dan pemupukan tanaman,” terangnya.

Sistem ini dirancang agar terintegrasi dan otomatis, memungkinkan pengaturan penyiraman tanaman pada waktu tertentu, baik pagi maupun sore hari. Selain itu, pemupukan juga dilakukan secara otomatis menggunakan mesin.

“Harapannya, dengan budidaya cabai merah dan sayuran lainnya, kami dapat mendukung ketahanan pangan, serta berkontribusi pada program ketahanan pangan pemerintah,” ujarnya.

Dia menyampaikan, hasil panen dari program ini dikelola dengan baik, baik untuk konsumsi warga binaan maupun untuk dijual kepada pegawai dan masyarakat sekitar.

“Contohnya, kami menanam kangkung akar yang kami supply ke pedagang di sekitar Bayur hingga Sempaja,” katanya.

Selain pertanian, Lapas Kelas IIA Samarinda juga mengembangkan peternakan bebek, ayam, lele, serta budidaya madu kelulut sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan.

“Kami juga mengembangkan peternakan bebek, ayam, lele, dan madu kelulut. Kami juga menanam terong di polybag,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *