Diskominfo Kaltim tengah mendorong percepatan transformasi digital masyarakat. Guna menyambut pembangunan IKN.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Era saat ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat, akses komunikasi dan mendapatkan informasi bisa didapatkan secara cepat dan mudah.
Bahkan, hampir seluruh manusia di dunia ini menginginkan segala hal menjadi lebih praktis dan lebih efisien. Namun, di balik semua kecanggihan yang ada di era digital saat ini tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia.
Sehingga, literasi digital sangat diperlukan sebagai acuan agar lebih terarah dalam penggunaan teknologi yang semakin berkembang.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal menjelaskan, saat ini Pemprov Kaltim tengah gencar menyosialisasikan dan memberikan edukasi mengenai literasi digital kepada masyarakat.
Terutama setelah Kaltim ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN). Ia mengatakan, transformasi digitalnya bukan lagi sekedar bertransformasi saja, tapi sudah sangat dipercepat transformasinya.
“Jadi yang seharusnya target mungkin 4 sampai 5 tahun, dipercepat 2024 harus clear di IKN”, ucap Faisal dalam Dialog Publika TVRI Kalimantan Timur, Selasa (6/6/2023).
Faisal: Pembangunan IKN Harus Diiringi Percepatan Proses Literasi Digital
Diakuinya, dengan hadirnya IKN tentu akan memberikan dampak yang besar bagi daerah sekitarnya. Terutama dari segi akses telekomunikasi.
Maka dari itu, Faisal sangat mengharapkan, jangan sampai masyarakat menikmati kemajuan teknologi hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Apalagi, dari hasil survei yang ia peroleh, rata-rata orang Indonesia 5 hingga 8 jam sehari bermedia sosial.
“Sesuatu keniscayaan kalau kita tidak bisa mengikuti perkembangan zaman ya otomatis kita juga harus mempercepat proses literasi digital,” harap pria berkacamata tersebut.
Dalam memahami literasi digital, tentunya harus ada acuan bagi para usernya atau pengguna. Adapun acuan empat pilar literasi digital diantaranya Etika Digital, Budaya Digital, Keterampilan Digital, Keamanan Digital.
Dalam kesempatan itu, Faisal yang hadir bersama narasumber lainnya seperti Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kaltim dan Relawan TIK. Sangat apresiasi kinerjanya dengan terus melakukan sosialisasi.
Tidak hanya itu, juga membantu pemerintah dalam hal mengedukasi memberikan pelatihan serta pemahaman kepada masyarakat akan betapa pentingnya memanfaatkan era digitalisasi yang kian maju.
“Saya pasti tidak mampu. Kami sendiri Kominfo tidak mampu jika hanya pemerintah saja, bahkan Gubernur pun juga pasti kewalahan kalau tidak bersama-sama dengan masyarakat,”pungkasnya.
Diketahui bahwa Indeks Literasi Digital Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2022 berhasil bertahan pada angka 3,62 dan berada di posisi tiga besar nasional. Angka ini, bertahan dari peringkat sebelumnya pada tahun 2021.
Sedangkan, Indeks melek digital atau bakunya disebut Kementerian Kominfo dengan Indeks Masyarakat Digital (IMD) Indonesia Tahun 2022, Provinsi Kaltim menduduki peringkat empat nasional dan tertinggi setelah Jawa dan Bali.
Dari survei yang dilakukan pusat, Faisal berpendapat ini seharusnya menjadi suatu kebanggaan buat masyarakat yang ada di Kaltim walaupun tentu masih banyak kekurangan yang mesti di tingkatkan kedepan.
“Buktinya, kawan-kawan kita yang memang berada di daerah blankspot, tapi mereka semua punya handphone loh. Ini menunjukan betapa orang kita walaupun di daerah pedalaman, pengetahuan tentang telekomunikasinya cukup,”bebernya. (adv/diskominfokaltim/rey/pt)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari