SMKN 3 Samarinda ini menjadi satu-satunya yang ditunjuk Disdikbud Kaltim untuk menjalankan program pendidikan inklusi.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sekolah inklusi memberikan persamaan hak pendidikan bagi semua siswa termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Program sekolah inklusi jenjang SMK ini hanya satu-satunya di Kota Samarinda. Yakni di SMK Negeri 3 Samarinda, Jalan Wahid Hasyim, Kelurahan Sempaja Selatan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan SMKN 3 Samarinda Mariati mengatakan program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi mereka untuk belajar dan berinteraksi secara sosial. Serta mengembangkan potensi secara maksimal di sekolah umum.
“Kami sudah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim sebagai sekolah inklusi. Ketentuannya mereka harus mendaftar saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lewat jalur afirmasi, bukan reguler,” katanya.
Mariati menyebut prinsip dasar dari sekolah inklusi yakni memastikan bahwa murid ABK memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
“Inklusi ini syaratnya yang penting panca indra anak tersebut bekerja semua, artinya tidak buta total,” jelasnya.
Terkait sistem pembelajaran, Mariati mengaku SMKN 3 tidak ada kelas khusus bagi ABK. “Karena di sini jenis kebutuhan khususnya tidak terlalu berat dan siswanya sedikit, jadi mereka bergabung dengan anak yang lain,” tambahnya.
Kadisdikbud Kaltim Sebut Kaltim Masih Butuh Tenaga Pengajar Khusus
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan mengatakan bahwa ditunjuknya SMK Negeri 3 sebagai sekolah inklusi karena ada beberapa ABK yang masih bisa diterima di sekolah umum.
“Memang AKB ini sudah ada sekolahnya, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB). Tetapi ada beberapa anak yang memang masih bisa diterima di sekolah umum,” ungkapnya.
Menurutnya kebutuhan khusus yang bisa diterima di sekolah inklusi tidak semua harus disatukan, karena sudah ada SLB. Dia mengatakan yang menjadi PR besar untuk pihaknya yakni persoalan untuk memenuhi tenaga pengajar bagi siswa ABK di Kaltim. Karena, hingga saat ini sekolah inklusi di Bumi Etam -sebutan Kaltim- masih memiliki kendala pada tenaga pendidiknya.
“Butuh guru khusus untuk hal ini, kami harus memenuhi ketersediaan guru,” ujarnya
Dia berharap dengan adanya sekolah inklusi dapat menjadi fasilitas bagi ABK agar dapat mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam masyarakat. (adv/disdikbukaltim/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi