Korban tenggelam di Pulau Beras Basah sempat dilarikan ke rumah sakit. Nahas, nyawanya tidak terselamatkan. Warga menyayangkan tidak adanya penjagaan dari petugas BPBD. Kadis BPBD Bontang berdalih, 80 persen anggotanya ikut bimtek di Balikpapan.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Seorang pemuda asal Samarinda dinyatakan meninggal dunia usai tenggelam di Pulau Beras Basah. Korban bernama Choirul berusia 26 tahun. Dia merupakan seorang wisatawan yang berasal dari Samarinda.
Saksi mata kejadian, Abdul Rasak mengatakan, pagi itu, korban bersama rekan-rekannya asyik berenang di dermaga bagian timur Pulau Beras Basah. Teman-temannya sedang snorkling. Sementara korban hanya berenang di dekat dermaga. Kejadian tenggelamnya pemuda itu sekitar pukul 08.00 Wita, Minggu (6/11/2023).
“Teman-temannya itu snorkling, dia awalnya cuman berenang di dermaga. Gak lama langsung hilang. Mungkin terbawa arus, karena arus di dermaga sini kan lumayan deras,” katanya kepada Akurasi.id.
Saksi mata beranggapan, besar kemungkinan korban tidak pandai berenang. Pasalnya, korban ditemukan oleh rekannya di dasar laut. ”Mungkin korban itu gak bisa berenang, soalnya ditemukan di dasar. Dia tenggelam,” kata Abdul Rasak.
Setelah diangkat ke atas dermaga, korban sempat diberikan pertolongan pertama oleh rekannya. “Waktu baru diangkat itu langsung diberi pertolongan pertama. Tapi nafasnya sudah tersenggal-senggal. Jadi korban langsung dilarikan ke rumah sakit, pakai kapal warga sini,” ujarnya.
Abdul menyayangkan tidak adanya penjagaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang. Abdul bilang, seharusnya mereka wajib berjaga di lokasi itu. Mengingat hari libur Sabtu-Minggu.
“Harunya ada petugas berjaga disini. Karena itu sudah jadi kewajiban mereka (BPBD). Apalagi ini hari libur. Sudah pasti ramai pengunjung,” jelasnya.
Sementara itu, Kasat Polairud Khairul Anam menambahkan, korban bersama dua temannya merupakan warga Samarinda yang sedang berlibur ke Pulau Beras Basah. “Teman korban tidak ada yang tau kalau korban tidak bisa berenang,” ujar Kasat Polairud.
Saat dibawa ke Rumah Sakit Amalia, korban sudah tidak sadarkan diri. “Waktu tim mengevakuasi korban dari pelabuhan Tanjung Laut ke rumah sakit, memang sudah tidak sadarkan diri,” kata Kasat.
Sekira pukul 09.46 Wita, korban sampai di RS Amalia. Dan langsung dilakukan pemeriksaan. Namun, nyawanya tidak tertolong. “Korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 10.00 Wita di RS Amalia Bontang,” tukasnya.
Klarifikasi BPBD, Speed Boat Rusak dan 80 Persen Anggota Ikut Bimtek di Balikpapan
Ditanya mengenai tidak adanya penjagaan di Pulau Beras Basah, Kepala BPBD Usman mengatakan, speed boat yang dimiliki BPBD mengalami kerusakan pada saringan minyak. Dan alatnya harus dibeli di Samarinda.
“Speed boat kami rusak saringan minyaknya. Sekretaris saya mencarikan alat ke Samarinda, karena di Bontang tidak ada yang jual. Makanya, minggu ini kami tidak standby di Beras Basah,” ujar Usman.
Biasanya, setiap hari sabtu dan minggu petugas akan stanby di pulau sebanyak tiga orang. “Sebenarnya, alatnya sudah dibeli, tapi belum sempat dipasang,” katanya.
Selain itu, Usman bilang, keterlambatan perbaikan speed boat dikarenakan kurangnya personil. Sekitar 80 persen anggota BPBD mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Balikpapan.
“Kami juga ada kegiatan, makanya personil kurang. Jadi kami tidak bisa fokus melakukan perbaikan speed boat. Kami bimtek dari tanggal 22 Oktober. Dan baru pulang tanggal 2 November kemarin,” ujarnya.
Meskipun tidak ada petugas yang berjaga di pulau, Usman bilang pihaknya tetap melakukan monitoring. Saat kejadian itu, BPBD langsung menuju ke pelabuhan Tanjung Laut untuk melakukan penjemputan kepada korban.
“Waktu dapat laporan itu saya langsung kerahkan anggota ke pelabuhan. Saya juga sudah hubungi ambulans. Jadi sampai di pelabuhan korban langsung dibawa ke rumah sakit,” jelasnya.
Pun ia mengimbau bagi warga yang berkunjung ke Beras Basah untuk tidak berenang di sekitar dermaga pulau. Karena kondisi arus yang cukup deras. “Saya mengimbau buat warga yang kesana, kalau tidak bisa berenang jangan berenang di sekitar dermaga, karena disitu arusnya deras. Pun jangan berenang kalau gak pake pengaman,” imbaunya. (*)
Penulis: Diva Ramadhani Prasetyo
Editor: Fajri Sunaryo